Rasulullah SAW bersabda,"aku tinggalkan kalian dua pusaka. Jika kalian berpegang teguh kepada keduanya kalian tak akan sesat selamya. Keduanya adalah kitab Allah dan sunnahnya"
Hadist
diatas pertama kali diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas (178 Hijriyah) dalam
kitabnya Muwatho’ dengan tanpa
menyebut silsilah. Hadist ini juga dibawakan oleh Ibnu Hisyam, al Hakim, al
Baihaqi, Ibnu Abdil Bar, Qadhi ‘Iyadh
dan Imam as-Suyuti dalam Jamiusshaghir.
Tahukah
anda ada hadist yang hampir sama yang jarang kita mendengarnya. Bahkan untuk
sebagian kalangan bisa jadi tak pernah mendengarnya. Rasulullah SAW bersabda, "aku tinggalkan kalian dua pusaka. Jika
kalian berpegang teguh kepada keduanya kalian tak akan sesat selamanya.
Keduanya adalah kitab Allah dan ahlul bait atau ithrah nabinya"
Kedudukan
hadist ini lebih kuat dan akurat dalam
ilmu hadist dibanding hadist pertama. Ada beberapa alasan mengapa demikian,
yaitu:
1.Hadist
pertama tidak diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim. Karena biasanya hadist-hadist
yang tidak ada dalam kedua kitab shahih itu dianggap tidak terlalu akurat
bahkan untuk banyak kasus para ulama menolaknya.
2.Hadits
pertama juga tidak ditemukan dalam kutubussittah
yaitu enam kitab yang diyakini sebagai kitab hadist tersahih.
3.Hadist
pertama banyak memiliki kelemahan terutama dalam hal periwayatan baik baik dari
segi sanad maupun rawi-nya (periwayat hadist)
4.Sedangkan
hadist kedua yang menyebutkan kitab Allah
dan ahlul bait nabi. Diriwayatkan dari banyak sahabat nabi SAW. Diantaranya
Ali bin Abi Thalib ra, Hasan bin Ali ra, Salman Al Farisi ra, Abu Dzar Al
gifari ra, Ibnu Abbas ra, Jabir bin Abdillah al Anshori ra, Abu al Haistam bin
at Tayyahan ra, Abu Rafi, Hudzaifah bin Usaid al Gifary, Huzaimah bin Tsabit,
Zaid bin Arqam, Abu Hurairoh, Abdullah bin Hantab, Jubair bin Muth’im, Al
Barra’ bin Azib, Anas bin Malik, Thalha bin Ubaidillah at Tamimi, Abdurrahman
bin Auf, Saad bin Abi Waqhos, Amr bin ‘Ash, Ady bin Hatim, Sahl bina Saad al
Anshari, Abu Syuraih al Khuzai, Uqbah bin Amir, Abu Qudama al Anshori, Abu
Lailah al Anshori, Dhamra al Aslami, Amir bin Lailah al Gifary, Fathimah Az
Zahrah as, Ummu Salamah, Ummu Hani, dan masih banyak lagi. Maka tak heran bila
hadist kedua berkedukan sebagai hadist Mutawatir karena cukup banyak jalur
periwayatanya.
5.Hadist
kedua tercantum dalam kitab-kitab hadist yang keshahihannya tak diragukan lagi
seperti Shahih Muslim, Shahih Turmudzi, Imam Ahmad dan kitab-kitab hadist lainnya.
Setelah
memahami argumentasi di atas seharusnya kita harus berpikir ulang menyandarkan
diri kita pada hadist pertama. Tentu kita akan menggunakan hadist kedua. Walau
sebenarnya keduanya tidak bertentangan bila yang dimaksud adalah sunnah
rasulullah SAW, serta sunnah ahlul bait nabi SAW yang suci. Mereka adalah
panutan buat kita semua. Mereka adalah contoh konkrit Quran.
SIAPA AHLUL
BAIT ITU?
Kemudian
siapa ahlul bait yang menjadi padanan Al Quran yang harus kita pegang tegu itu?
Dalam Al Quran ada ungkapan ahlul bait . Allah berfirman,
“Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan segala dosa dari kalian ahlu bait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya”. (Al Ahzab:33)
Ayat ini menjelaskan bahwa Alllah SWT telah menghapus dosa dari ahlu bait. Allah menjaga mereka dari dosa dan mensucikan mereka sesuci-sucinya.
“Sesungguhnya Allah berkehendak menghilangkan segala dosa dari kalian ahlu bait dan mensucikan kalian sesuci-sucinya”. (Al Ahzab:33)
Ayat ini menjelaskan bahwa Alllah SWT telah menghapus dosa dari ahlu bait. Allah menjaga mereka dari dosa dan mensucikan mereka sesuci-sucinya.
Siapa ahlul
bait dimaksud dalam ayat di atas?
Menurut
pendapat jumhur (mayoritas ulama) bahwa yang dimaksud ahlu bait adalah keluarga
inti nabi Muhamad SAW yaitu Muhamad SAW, Ali bin Abi Thalib, Fathimah, Hasan
dan Husein alaihimussalam. Berikut argumentasi atau dalil yang bisa kita kaji
lebih jauh dan menjadikannya sebagai pedoman:
1. Hadist
Muslim
Membawakan
sebuah riwayat dari Aisyah. Ia mengatakan bahwa pada suatu pagi, Nabi SAW
keluar dengan menggunakan selimut yang terbuat dari wool berwarna hitam. Hasan
datang dan Nabi SAW memasukanya dalam selimut, lalu datang Husein dan dimasukan
ke dalam selimut, kemudian datang Fathimah beliau sertakan masuk ke dalam
selimut, setelah itu Ali datang dan beliau memasukan juga ke dalam selimut
sambil membaca ayat al Quran, Al Ahzab 33
“Sesungguhnya Allah berkehendak
menghilangkan segala dosa dari kalian ahlu bait dan mensucikan kalian
sesuci-sucinya”.
2. Ibnu
Hajar Al Haitami
Dalam
riwayat yang dibawakan Ibnu Hajar Al Haitami Nabi Muhamad SAW setelah
menyelimuti mereka (ahlul bait) dengan kain hitam beliau mengatakan,
“Ya Allah mereka adalah ahlu baitku dan orang-orang khusus bagiku. Hilangkan dari merek noda dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”. Kemudian Ummu Salamah berkata, Dan aku bersama mereka? Nabi SAW menjawab, kamu barada dalam kebaikan
“Ya Allah mereka adalah ahlu baitku dan orang-orang khusus bagiku. Hilangkan dari merek noda dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya”. Kemudian Ummu Salamah berkata, Dan aku bersama mereka? Nabi SAW menjawab, kamu barada dalam kebaikan
Dalam
riwayat lain Nabi SAW membacakan doa buat mereka,
“Aku akan berperang terhadap yang memerangi mereka, damai kepada yang berdamai kepada mereka dan memusuhi yang memusuhi mereka”.
“Aku akan berperang terhadap yang memerangi mereka, damai kepada yang berdamai kepada mereka dan memusuhi yang memusuhi mereka”.
Riwayat
lain,,Nabi SAW bersabda,
“Ya Allah, mereka
adalah keluarga Muhamad, jadikanlah shalawat dan berkah-Mu buat mereka,
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung”.
3. Musnad
Ahmad
Dalam
sebuah riwayat Nabi Muhamad SAW bersabda,
“Ya Allah mereka adalah ahlu baitku, maka hilangkanlah noda dan dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya, Ummu Salamah berkata, “lalu aku buka selimut untuk masuk bersama mereka, tetapi beliau menarik tanganku, maka aku berkata aku ikut bersamamu wahai Rasulullah . Beliau menjawab, sesungghnya engkau istri nabi dan termasuk dalam kebaikan”. (Musnad Ahmad Juz IV )
“Ya Allah mereka adalah ahlu baitku, maka hilangkanlah noda dan dosa dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya, Ummu Salamah berkata, “lalu aku buka selimut untuk masuk bersama mereka, tetapi beliau menarik tanganku, maka aku berkata aku ikut bersamamu wahai Rasulullah . Beliau menjawab, sesungghnya engkau istri nabi dan termasuk dalam kebaikan”. (Musnad Ahmad Juz IV )
Nah, mari
kita berpegang teguh pada mereka. Dan keselamatan semoga bersama kita semua
dunia-akhirat. Wa Allahu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar