Bulan
Maulid bagi masyarakat kita identik dengan bulan kegiatan karena hampir di
setiap tempat kita menjumpai orang memperingati kelahiran (maulid) nabi Muhamad
SAW. Bentuk kegiatanpun beraneka ragam ada lomba-lomba, pengajian umum, bakti sosial,
pengobatan gratis, menyantuni anak yatim, upacara adat sampai pasar malam. Semuanya dilaksanakan
dalam rangka menperingati maulid Nabi Muhamad SAW. Masyarakat kita memang beda
dengan yang lain dalam memahami dan menterjemahkan ajaran agama Islam. Agama
yang kita pahami seringkali bercampur dengan muatan lokal baik berupa budaya,
norma atau agama sebelumnya. Karena kental dengan muatan budaya lokal sampai
kadang kita tidak dapat menangkap pesan utamanya contoh setiap bulan Suro orang
jawa membuat bubur merah bubur putih. Apa maknanya? Masyarakat Aceh terkenal
dengan tarian saman yang diantara gerakannya adalah menepuk dada seperti
masayarakat Iran memperingati hari Asyuroh. Apa hubungan keduanya? Banyak lagi.
Termasuk dalam hal maulid di sekitar kita banyak ragam cara, bentuk orang
memperingatinya.
Apapun
jenis kegiatanya, memperingati maulid nabi SAW seharusnya bermuatan beberapa
hal, pertama, mengkaji sejarah
Nabi Muhamad SAW. Kajian sejarah merupakan sesuatu yang penting dan harus bagi
umat Islam. Karena dari sejarah kita kita memahami nabi Muhamad SAW seutuhnya.
Tapi mempelajari sejarah harus berbekal ilmu atau paling tidak harus menyiapkan
ketajaman logika. Karena dalam teks-teks sejarah tidak sedikit kita akan
menemukan hal-hal yang kontradiktif satu teks dengan yang lainnya. Tidak
sedikit pula kita akan menjumpai riwayat atau teks tentang sejarah nabi
Muhammad SAW yang tidak masuk akal. Contoh nabi Muhamad SAW dikabarkan ketakutan yang luar biasa saat
menerima wahyu pertama. Mungkinkah seorang calon nabi takut berjumpa dengan
malakat Jibril? Bukankah Muhamad adalah manusia agung, sempurna, dan sangat
dicintai Allah? Dalam riwayat lain, nabi Muhamad SAW saat kecil dadanya
dibedah, dan hatinya dibersihkan. Apa membersihkan hati harus membedah dada dan
mencuci hati secara langsung? Dengan demikian bila ingin hatinya bersih kita
harus datang ke dokter untuk membedah hati kita? Lantas dengan apa membersihkan
hati itu? Banyak hal yang ganjil dalam riwayat atau teks-teks seperti diatas.
Dan itu banyak kita jumpai dalam sejarah. Contoh lain, nabi Muhamad SAW menawar
jumlah waktu solat saat mendapat perintah dari Alllah dari lima puluh sampai
lima waktu. Dan anehnya lagi hal itu disarankan oleh nabi-nabi sebelumnya
dengan alasan bahwa umat Muhamad SAW tidak mungkin mampu mengerjakan lima puluh
waktu karena keterbatasan fisik mereka. Aneh tentang umatnya sendiri nabi
Muhamad tidak mengetahui dan harus menerima masukan dari nabi-nabi terdahulu?
Ringkasnya mempelajari dan mengkaji sejarah kita harus hati-hati. Gunakan
disiplin ilmu yang lain yang kita miliki. Bandingkan, dan pilah mana yang lebih
rasional dan tidak bertentangan dengan nash hadist atau Quran. Dalam satu
riwayat dikatakan nabi Muhamad SAW kencing dalam keadaan berdiri. Ini jelas
bertentangan dengan ayat Al Ahzab ayat 13 yang menegaskan bahwa nabi SAW adalah
contoh teladan yang sempurnah. Nah, seperti ini tentu kita tolak.
Kedua,
Menanamkan kecintaan kepada nabi SAW dan keluarganya. Selama ini kita
mengabaikan posisi dan kedudukan keluarga nabi Muhamad SAW. Contoh kecil dalam
bacaan salawat kita terbiasa melupakan keluarga nabi SAW. Padahal dalam hadist
Bukhori disebutkan membaca salawat tanpa menyebut Alih (keluarga nabi) maka salawat kita adalah
buntung dan terbutus. Dalam hadist itu disebutnya sebagai salawat bathra’.
Bukankah mencintai keluarga nabi SAW adalah wajib? Dan ini seperti sudah
sistematis. Dalam teks kitab klasik pun salawat terhadap nabi SAW setelah
penyebutan namanya selalu tanpa waalih.
Penanaman
kecintaan pada nabi SAW sangat berpengaruh penting dalam hidup seorang muslim.
Dari cinta nabi SAW dan keluarga akan lahir kecintaan pada agama, ajaran, dan
sunahnya. Dan diharapakan kita semua bisa mengikutinya.
Ketiga,
Memotivasi menteladani nabi SAW. Saat ini kita tak banyak memiliki teladan yang
hadir di tengah kita. Tidak banyak tokoh
yang mampu menjadi panutan. Para pemimpin di setiap lini dan bidang
belum mampu menunjukkan kepemimpinan yang ideal. Karenannya Nabi Muhamad SAW
merupak inspirasi yang agung buat semua menuju manusia sempurna yang luhur.
Untuk menghadirkan Muhamad di sekitar kita tidak ada pilihan kecuali kita
belajar dan berusaha meneladani beliau SAW.
Untuk
mempermudah meneladani nabi Muhamad SAW, mengkaji keagungan dan keluhuran
akhlak beliau merupakan sesuatu yang mesti dilakukan. Dan kajian sejarah adalah
jawabannya. Semakin banyak kita mengenal nabi SAW semakin mudah kita
mencintaiinya. Cinta mendorong seseorang meneladaninya. Demikian hubungan
ketiganya. Apapun bentuk kegiatan memperingati maulid harus diarahkan ketiga
hal diatas agar apa yang kita lakukan tidak sia-sia dan membawa banyak manfaat.
Semoga. Allahu ‘alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar