Anak
merupakan anugrah terbesar Tuhan bagi manusia. Juga menjadi amanat yang
dititipkan Sang Pencipta. Karenanya, wajib dijaga dengan sebaik mungkin. Tidak
boleh diabaikan, apalagi disia-siakan. Sebagai orang tua, kita berkewajiban
mendidik dan mengantarkannya pada cita-cita yang diinginkan. Menyiapkan mereka menghadapi masa depan.
Mereka adalah masa depan kita, orang tua. Mereka akan meneruskan hidup dan
cita-cita kita. Jangan salah menyikapinya. Salah bersikap terhadap anak akan
dapat menghapus mimpi orang tua di waktu
mendatang.
Di
era digital seperti sekarang, salah satu persoalan yang dihadapi oleh para
orang tua adalah game online. Permainan Daring (Online Games) adalah jenis permainan komputer yang memanfaatkan jaringan
komputer. Jaringan yang biasanya digunakan
adalah jaringan internet dan yang sejenisnya serta selalu menggunakan teknologi
yang ada saat ini, seperti modem dan koneksi kabel
Biasanya
permainan daring disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia
jasa online, atau dapat diakses langsung melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut. Sebuah game online bisa dimainkan secara bersamaan
dengan menggunakan computer yang terhubung ke dalam sebuah jaringan tertentu.
Sekarang hampir
semua anak bermain video game. Permainan
seperti itu dapat dilakukan dengan komputer, konsol game maupun ponsel.
Sejak usia belia, mereka bersentuhan dengan game baik yang online maupun off
line. Memang, tidak semua game itu murni permainan. Ada juga beberapa jenis
game yang memuat unsur edukatif yang tentu bermanfaat bagi anak.
Bermain
game bagi anak dalam batas normal sejatinya membantu anak dalam mengatasi
kepenatan dalam belajar. Game bisa dimanfaatkan untuk mengisi waktu kosong, di
sela-sela belajar baik di rumah atau di sekolah. Game menjadi hiburan bagi
mereka. Tapi, game akan menjadi problem ketika anak menggunakannya secara
berlebihan. Game online misalnya, menjadi persoalan serius tatkala anak
kecanduan.
Waktu
mereka tersita lebih banyak di hadapan kompeter atau ponsel bermain game.
Berjam-jam duduk. Mengabaikan lingkungan. Tidak peduli dengan apa yang terjadi
di sekitarnya. Sulit diajak belajar. Tidak mau mengerjakan PR. Mereka mudah
marah jika diminta berhenti bermain. Acuh terhadap keberadaan
orang tua. Bagi mereka hidup cukup hanya dengan game.
Menurut Linzi Band, pengajar program Social and Emotional
Thinking (SET) di Australian Independent School (AIS), pada workshop
bertemakan, “Pentingnya Mencegah Anak
Kecanduan Game Online” yang digelar AIS di Jakarta belum lama (17/12) menegaskan, kecanduan game
online dapat berdampak buruk dalam waktu dekat maupun jangka panjang. Dalam
waktu dekat anak yang kecanduan akan mengalami gangguan tidur, kurang nafsu
makan, mengisolasi diri dan lupa waktu.
Kalau jangka panjang, kecanduan ini dapat menyebabkan tingkat
kesehatan anak turun akibat kurang tidur dan makan, juga bisa menjadikan anak
lebih emosional dan tidak bisa konsentrasi terhadap akademiknya. Anak akan
mengalami depresi dan memiliki tingkat kemampuan bersosialisasi yang terus
menurun, (http://edukasi.kompas.com/)
Menurut
penelitian yang pernah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, yang antara lain
dilakukan di Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State
University (2010), dan Stanford University School of Medicine (2009), menjelaskan
bahwa kebanyakan main game bisa mengganggu proses tumbuh kembang anak. Pertama, masalah sosialisasi. Berhubung lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bermain dengan mesin (bukan manusia), anak bisa merasa
canggung dan kurang nyaman kala datang kesempatan untuk bergaul dengan
temannya.
Kedua, masalah komunikasi.
Kegiatan berkomunikasi bukan sebatas berbicara dan mendengarkan kalimat yang
terucap, tetapi juga membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang sering
bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal tersebut.
Ketiga, mengikis rasa empati. Seringkali anak menyukai jenis
game yang melibatkan kekerasan, seperti perang-perangan, martial art, dan
sebagainya. Efek samping dari memainkan jenis game ini adalah terpicunya
agresivitas anak dan terkikisnya empati si kecil terhadap orang lain.
Keempat, mengalami gangguan
motorik. Tubuh yang kurang aktif bergerak akan mengurangi kesempatan anak untuk
melatih kemampuan motoriknya. Risikonya, anak bisa terserang obesitas dan
pertumbuhan tinggi badannya tidak maksimal.
Kelima, gangguan kesehatan. Menatap layar video
games secara konstan dalam waktu lama bisa mencetus serangan sakit kepala,
nyeri leher, gangguan tidur, dan gangguan penglihatan.
Antisipasi
Untuk menghindari kecanduan anak pada
game, menurut hemat saya ada beberapa hal yang dapat diantisipasi. Diantaranya,
dengan membatasi akses internet. Saya yakin hampir di setiap rumah ada jaringan
internet. Anak juga anggota keluarga lain memanfaatkannya sepanjang hari. Untuk
menghindari anak menggunakan game online secara berlebihan ada baiknya jika
membatasinya. Membatasi akses internet dalam keluarga bisa dengan cara
mematikan Wifi pada jam-jam tertentu seperti waktu sekolah, belajar atau mengaji. Pembatasan ini juga
berlaku untuk anggota keluarga yang lain agar tidak mengundang kecemburuan pada
anak. Juga bisa dengan memgamankan ponsel dari jangkauan anak. Lebih baik lagi
jika orang tua menjadwal kegiatan bermain game anak di rumah.
Kemudian, menerapkan aturan untuk tidak menggunakan gadget,
menonton TV pada jam tertentu. Misalnya, setelah maghrib sampai Isya. Waktu itu
itu biasa digunakan untuk mengaji, beribadah. Juga saat jam belajar. Anak
diusahakan belajar setiap malam. Satu sampai dua jam sebelum tidur baik dimanfaatkan guna
mempersiapkan pelajaran sekolah. Semua layar, termasuk TV 30 menit sebelum
tidur. Untuk itu, buatlah kesepakatan terkait jam tidur.
Selanjutnya, memberi pengertian bagaimana memanfaatkan
gadget atau game online secara sehat. Ini tugas orang tua juga para guru. Dengan memahami manfaat dan mudharat yang
ada, mereka diharapkan bisa memaksimalkan dalam mengambll manfaatnya. Dengan
demikian, game online tak menjadi ancaman serius lagi bagi tumbuh kembang anak
kita.
Akhir kata, game online adalah realitas yang tak bisa
terhindari. Anak kita tak mungkin bebas dari serangan berbagai jenis game
online. Maka kewajiban orang tua mengarahkan, membimbing mereka dalam
memanfaatkan game online. Orang tua tak boleh diam. Melepas mereka di rimba
dunia maya jelas tak bijak.Wa Allahu Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar