Besok, 14 Oktober 2015 bagi umat Islam
adalah hari penting dan bersejarah. Besok adalah 1 Muharom 1437 Hujriyah atau
awal tahun baru Islam. Awal tahun diperingati sebagai momentum evaluasi dan
menyusun rencana. Awal tahun harus melahirkan semangat perubahan (baca:hijrah)
seperti penamaan hijriyah pada kalender Islam itu. Hijrah berarti semangat
berubah, spirit berpindah dari sesuatu yang lama ke sesuatu yang baru. Dalam
konteks ke-Islaman, kita harus mengubah wajah Islam untuk lebih ramah lagi di
tengah kehidupan masyarakat modern. Mengusung Islam rahmatan lil alamin di tengah hiruk pikuk arus informasi, kemajuan
tekhnologi menjadi kewajiban kita semua, umat Islam
Satu
dasawarsa terakhir, wajah Islam terlihat menyeramkan dan menakutkan. Penilaian
seperti itu muncul karena prilaku sebagian umat Islam yang jauh dari ramah,
cerminan Islam rahmatan lil alamin. Terlepas apakah prilaku itu disetting oleh
pihak luar Islam atau tidak, yang pasti wajah Islam dipandang tak sejuk
menyejukkan lagi. Diawali tragedi 11 September 2001. Yaitu serangkaian
empat serangan bunuh diri yang telah diatur
terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11
September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat
pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara
Kembar World Trade Center di
New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga
menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang
berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93,
pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan
gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim
investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini. Dugaan langsung
jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin kelompok Osama bin Laden,
yang awalnya menolak terlibat, mengklaim bertanggung jawab
atas serangan ini. Al-Qaeda
dan bin Laden juga mengatakan dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara
AS di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan ini. Amerika
Serikat merespon serangan ini dengan meluncurkan Perang Melawan Teror dengan
menyerang Afghanistan untuk
menggulingkan Taliban yang
melindungi anggota-anggota al-Qaeda. Banyak negara yang memperkuat
undang-undang anti-terorisme mereka dan memperluas kekuatan penegak hukumnya.
Pada Mei 2011, setelah diburu bertahun-tahun, Presiden Barack Obama mengumumkan
bahwa bin Laden ditemukan dan ditembak mati oleh
marinir AS, walaupun belum ada bukti yang dipublikasikan yang menyatakan
kematian tersebut dengan gamblang. (https://id.wikipedia.org)
Belum
pudar bayangan tragedi 11 September, kehadiran ISIS di Syiria dan Irak, dengan
segala kekejian dan kekejamannya kembali menampilkan wajah Islam sangar nan
menakutkan. ISIS adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak
diakui di Irak dan
Suriah.
Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai
kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti
Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok
pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal
Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang
mengaku Sunni.
ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang
keras pada Islam dan
kekerasan brutal seperti bom
bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap
Muslim Syiah dan Kristen. Pemberontak di Irak
dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas
sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi
kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus
mengungsi.
Belum
lagi hadirnya kelompok-kelompok Islam radikal
nan militan di berbagai negara muslim yang disinyalir bermuara dari Wahabisme,
madzhab resmi Arab Saudi. Kehadiran kelompok yang gampang menyalahkan,
membid’ahkan, menyesatkan, bahkan mengkafirkan setiap orang yang berbeda ini menambah
seram wajah Islam, termasuk Islam di tanah air.
Islam
Ramah
Momentum 1 Muharom
menjadi sangat tepat untuk mengubah wajah Islam kita. Kita harus menghadirkan
Islam yang ramah di tengah masyarakat dunia. Yaitu Islam damai yang menyejukkan
setiap yang memandang, mempelajari, apalagi mengamalkannya. Islam ramah adalah
Islam yang menghadirkan rahmat (baca:kasih sayang) bagi semua. Untuk itu,
menurut hemat saya ada beberapa hal yang harus kita rubah, pertama, pandangan atau anggapan bahwa kita paling benar. Selama ini
masing-masing kelompok Islam (baik madzhab atau organisasi Islam) mengklaim
dirinya yang paling benar. Klaim paling benar akan memudahkan untuk
menyalahkan, menyesatkan setiap yang berbeda. Ini menjadi bibit perselisihan,
permusuhan, dan pertikaian antara sesama muslim. Karenanya ke depan anggapan
paling benar harus diganti menjadi semua benar menurut sudut pandangnya
masing-masing selagi masih mengesahkan Allah, mengakui kenabian Muhamad SAW,
dan meyakini hari akhir. Apalagi perbedaan sebatas masalah fiqhi furu’iyah.
Maka melihat kesamaan yang ada pada masing kelompok menjadi pilihan tepat. Dari titik ini,
persatuan dan kebersamaan sesama umat Islam akan mudah terwujud. Dan Islam pun
akan telihat damai, ramah nan sejuk.
Kedua,
mengubah anggapan bahwa perbedaan adalah masalah. Perbedaan pada hakekatnya
bukanlah suatu masalah selagi kita bisa memahaminya secara benar. Bahkan Nabi
Muhamad SAW dalam sebuah kesempatan menyebut perbedaan sebagai rahmat bagi
umatnya. Karenanya kita harus menghargai setiap perbedaan yang ada.
Ketiga, tidak lagi memahami
Fiqhhi (hukum formal) sebagai esensi agama. Bahwa Fiqhi adalah bagian dari
beragama iya, tapi tidak menjadi segalanya. Oleh karena itu mengedepankan
akhlak mulia lebih utama di banding kita ribut mempersoalkan urusan Fiqhi.
Selama ini mempermaasalkan urusan Fiqhiyah Furu’iyah (perbedaaan hukum dalam
Islam) menjadi penyebab utama konflik di antara sesama Islam.
Keempat,
tidak lagi menjadikan agama, kepercayaan lain sebagai lawan. Tapi jadikan mereka
sebagai teman. Inilah hakekat toleransi atau tasamuh dalam terminologi Islam. Dalam Islam, diatur bagaimana
harus bersikap dengan agama lain. Surat Al Kafirun adalah diantara salah satu
surat yang menuntun sikap terhadap orang yang berbeda agama. Dalam surat Al
Kafirun, kita hanya tidak diperbolehkan mencampur aduk ajaran agama. Tapi tetap
harus saling menghargai, bersedia hidup berdampingan.
Akhir kata, momentum 1 Hijriyah harus
mendorong semangat berubah menghadirkan Islam yang ramah dengan membuang anggapan
diri paling benar kemudian melihat perbedaan bukan lagi sebagai masalah tapi
rahmat. Juga, mengedepankan akhlak mulia dalam kehidupan serta siap mengamalkan
Islam dengan tuntunan Fiqhi yang berbeda. Maka, insya Allah Islam akan hadir
lebih ramah lagi. Wa Allahu ‘Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar