Mungkin tak banyak orang yang
mengetahui kapan Hari Olahraga Nasional diperingati. Hari Olahraga Nasional (Haornas) diperingati
setiap tanggal 9 September. Tahun ini merupakan peringatan yang ke 33. Peringatan
Haornas pertama kali diselenggarakan pada 9 September 1983. Tanggal tersebut
sengaja dipilih untuk mengenang sejarah diselenggarakannya Pekan Olahraga
Nasional (PON) yang pertama kalinya.
Bermula dari ditolaknya para atlet
Indonesia saat akan ikut serta Olimpiade Musim Panas XIV di London (1948).
Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) sebagai lembaga olahraga resmi di
Indonesia pada saat itu belum diakui menjadi anggota International
Olympic Committe (IOC).
Penolakan itu juga dikarenakan kemerdekaan Indonesia belum bisa diakui oleh
dunia.
PORI
memutuskan untuk menggelar PON untuk menandakan jika Indonesia mampu
melaksanakan acara olahraga dengan skala nasional. PON pertama digelar di Solo,
Jawa Tengah, karena memiliki fasilitas olahraga paling memadai kala itu.
Pembukaan PON pertama diresmikan oleh Presiden Pertama RI, Soekarno. Sedangkan
acara penutupnya dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Puncak
Haornas tahun ini diperingati di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat malam (9/9). Kegiatan
dibuka oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla. Dalam sambutannya, Wapres
mengajak masyarakat bersyukur dan merenung atas apa yang telah dicapai
dan apa yang belum dalam bidang olahraga. Secara
khusus Jusuf Kalla menyebut prestasi atlet-atlet Indonesia yang berhasil menyumbang
medali emas dan perak dari ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil.
Sebagai bangsa besar, Wapres juga yakin bahwa pada masa
mendatang Indonesia akan meraih medali emas sebanyak mungkin asalkan disertai
dengan usaha keras. Sebab itu, Haornas tahun ini kudu dijadikan pijakan
evaluasi diri guna meraih prestasi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Memaknainya
Hari Olahraga Nasional
sejatinya kudu dipahami oleh kita semua. Sebab, bagaimanapun Haornas merupakan hari
penting bagi kita, bangsa Indonesia. Pertanyaan, bagaimana memahaminya? Menurut
hemat saya, memahami Haornas dapat dijabarkan dalam hal-hal berikut: pertama, Haornas dipahami sebagai
pengingat pentingnnya kegiatan olahraga. Olahraga
untuk sebagian orang dianggap hal sepele, tak penting. Olahraga hanya dipahami sebagai permainan dan hiburan belaka. Karena
alasan kesibukan dan lainnya olahraga sering diabaikan masyarakat kita.
Sungguh,
olahraga itu penting dan sangat berguna bagi kesehatan dan hidup kita. Olahraga
bermanfaat guna meningkatkan stamina, mengatur dan menjaga berat badan ideal,
menghindari stres, memompa jantung lebih baik, melawan berbagai penyakit dan
lain-lain. Sayangnya, masyarakat baru menyadari pentingya olahraga setelah
menderita penyakit.
Kedua, mengevaluasi olahraga nasional.
Seperti hal lain, olahraga nasional mengahadapi banyak persoalan.
Persoalan-persoalan tersebut yang menghambat prestasi olahraga nasional di
event ragional maupun internasional. Di era reformasi kita justru miskin
prestasi. Pengamat olahraga Budiarto Shambazy menilai Indonesia mengalami
kemunduran dalam prestasi olahraga. Menurutnya prestasi Indonesia lebih baik
pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Olahraga dilihat sebagai prestasi,
zaman orde baru prestasi atlet kita lebih bagus.
Budiarto mencontohkan
menurunnya prestasi Indonesia pada ajang Sea Games. Di ajang olahraga terakbar
se-Asia Tenggara ini biasanya Indonesia menjadi juara umum, namun kini hanya
menjadi kontestan. Terakhir Indonesia juara Sea Games pada 2011, itu pun saat
Indonesia menjadi tuan rumah. Padahal pada masa Orde Baru, Indonesia mampu
meraih sembilan kali juara. (www.tribunnews.com/)
Di antara persoalan yang
mendapat sorotan tajam dari publik adalah sepak bola nasional. Konflik
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan pemerintah yang
mengakbiatkan pembekuan beberapa waktu lalu menjadi puncak amburadulnya pengelolaan
sepak bola di tanah air. Konflik internal maupun eksternal seperti ini juga
dialami oleh oraganisasi olahraga nasional lainnya. Sehingga prestasi menjadi
jauh dari harapan.
Belakangan, bangsa Indonesia
terobati dengan kemenangan tim bulu tangkis ganda campuran Tontowi-Liliyana
Nasir pada Olimpiade di Rio, Brazil. Kemenangan mereka sedikit mengobati
kerinduan masyarakat pada prestasi olahraga nasional. Kemenangan Tontowi/Liliyana meraih emas pertama Indonesia di
Olimpiade tersebut telah melengkapi perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI
ke-71 sekaligus menjadi kado indah
Haornas tahun 2016 ini.
Kedepan,
Indonesia mesti berbena diri. Organisasi-organisasi olahraga wajib mengevaluasi
diri. Wadah resmi para atlet itu harus bekerja keras dalam mengantarkan Indonesia menang di event-event
internasional. Pemerintah juga dituntut memberikan perhatian lebih. Pemerintah
mesti mengapresiasi atlet yang berprestasi. Apresiasi dari pemerintah tersebut
diharapkan bisa memotivasi atlet lain mengukir prestasi. Tak sekadar melakukan
pembinaan, untuk kepentingan yang lebih besar pemerintah sepatutnya
mengalokasikan anggaran lebih besar untuk olahraga nasional. Sangat miris
mendengarnya saat Rio Hariyanto diberhentikan sebagai pembalap utama tim Manor
Racing karena faktor pendanaan. Rio diputus
karena tidak mampu memenuhi kewajiban
sebagaimana yang ada di dalam kontrak. Kasus seperti Rio Hariyanto di waktu
yang akan datang mestinya tak boleh terjadi lagi.
Ketiga, menggali potensi besar. Haornas
mengingatkan bahwa kita memiliki potensi yang sangat besar. Jumlah penduduk
berkisar 250 juta adalah potensi yang mungkin tak dimilkii bangsa lain. Dari
250 juta anak bangsa tersebut pasti banyak yang berpotensi di bidang olahraga.
Persoalanya, hanya bagaimana kemampuan kita semua menggali potensi tersebut.
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia layak bersaing dengan bangsa lain dalam
merebut prestasi olahraga.
Akhir
kata, Hari Olahraga Nasional diperingati setiap tahun. Peringatan tak boleh
sebatas serimonial belaka. Peringatan harus dimaknai lebih jauh lagi.
Peringatan harus diikuti kerja nyata kita semua. Saatnya, kita membenahi
olahraga nasional lebih baik, lebih serius. Indonesia kaya potensi. Dan kita
semua memikul tanggungjawab yang sama menggali potensi-potensi itu sehingga
bisa mempersembahkan prestasi untuk bumi pertiwi. Wa Allahu Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar