Presiden
Jokowi memang selalau berbeda. Menarik. Ada saja yang menarik perhatian publik.
Di tengah permasalahan dugaan penistaan agama oleh Gubernur non aktif Jakart
Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang diperdebatkan, Jokowi mencuri perhatian
publik dengan caranya yang khas. Dengan itu Jokowi berhasil meredam kepenatan
publik mengikuti pemberitaan kasus Ahok.
Berawal dari penampilan
yang tak biasa. Seperti diketahui saat
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers pada Sabtu subuh, 5 November
2016 lalu untuk mengumumkan hasil rapat terbatas menyusul demo 4 November 2016.
Jokowi yang biasa terlihat mengenakan kemeja putih untuk penampilan
kenegaraannya muncul di hadapan pers dengan jaket Model bomber
berwarna hijau militer.
Tak heran jika banyak pihak
menilai penampilan mantan Wali Kota Solo tersebut lebih menarik dan kekinian
saat mengenakan jaket tersebut. Media sosial Indonesia pun diramaikan dengan
kicauan netizen yang mendiskusikan betapa kerennya
penampilan Jokowi dan menebak-nebak merek jaket tersebut selama berjam-jam.
Maka tidak mengherankan jika kehebohan gaya mode orang nomor satu di negeri ini
pun menjadi sorotan media internasional.
Jaket bomber yang dikenakan Jokowi itu menjadi
pembicaraan warga di dunia maya setelah Jokowi jumpa pers Sabtu dini hari itu.
Jaket bomber yang dikenakan Jokowi diketahui dari brand merk high street
fashion ternama, Zara. Model jaket bomber disebut-sebut juga tren dikenakan berbagai selebriti dunia.
Soal Jaket ini heboh diawali dengan cuitan anak Jokowi,
Kaesang Pengarep, Yg pengen tau jaketnya beli dmn, silahkan mampir
@markobar1996 @MOMMILK_SOLO@CekKopi@Pastabuntel@CakarDhear@Chilli_Pari dulu. Setelah heboh di media sosial, ketika ditanya oleh awak media,
Jokowi menjelaskan bahwa jaket yang dikenakannya malam itu adalah milik
anaknya. Saya pinjam dari anak saya, ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jaket
Bomber Jokowi menjadi ice breaker dalam
pembicaraan publik soal penistaan agama yang menghebohkan sekaligus menguras
emosi publik. Dalam ilmu komunikasi, Ice
Breaker adalah sebuah permainan atau apa saja yang dipakai untuk memecah kejenuhan
saat ada acara, pertemuan atau pembicaraan serius. Secara bahasa ice breaker
berartikan memecah es dapat dipahami sebagai memecah suasana.
Seperti
diketahui, tak kurang satu bulan lebih energi bangsa ini terkuras menyoal kasus
Ahok. Kasus berawal dari pembicaraan Ahok di kepulauan seribu yang dianggap
menistakan agama oleh sebagian kelompok masyarakat itu telah melebar urusan
politik juga keamanan negara. Aksi damai 4 Nopember yang dilakukan ratusan ribu
umat Islam menjadi klimak persoalan yang bersinggungan dengan SARA tersebut.
Saya
berharap, jaket Jokowi tak sekadar menjadi ice breaker. Jaket Jokowi diharapakan
menjadi good clossing, penutup indah,
yang menyenangkan semua pihak. Kenapa? Pertama, tuntutan publik terkait dugaan
penistaan sudah terpenuhi. Kepolsian RI sedang bekerja keras, cepat dalam mengungkap,
menuntaskan proses hukum. Kepolsian RI sedang menunjukkan ketegasan dan
keprosfesionalannya ke publik. Polri melakukan lompatan luar biasa. Polri
bahkan berani menggelar perkara secara terbuka, yang belum pernah dilakukan
sebelumnya. Ini semata-mata untuk memenuhi rasa ingin tahu publik terhadap
jalannya proses hukum. Tak ada yang disembunyikan.
Sebab itu,
semua pihak diminta tenang. Percayakan kepada proses hukum yang sedang
berjalan. Semua pihak yang terkait telah diproses secara hukum. Mari kita
sama-sama mengembalikan keadaan normal kembali. Dalam waktu dua minggu, Polri
sudah berjanji akan menuntaskannya. Dan saatnya kita semua menghormati hukum
yang berlaku di negeri kita. Kalau bukan kita yang menghormati, siapa lagi? Ini
momentum kita menjadikan hukum sebagai panglima bukan kekuasaan, kekuatan atau
arogansi dari siapa pun.
Kedua, secara umum demontrasi kemaren cukup kondusif. Ini
menandakan kematangan dalam berdemokrasi. Ke depan praktek demokrasi kita harus
lebih baik lagi. Demokrasi itu tak boleh melanggar hukum. Demokrasi wajib
berjalan sesuai rel konstitusi yang ada. Demokrasi yang mengsampingkan
kontitusi merupakan kemerdekaan yang kebablasan. Sekarang, bangsa ini kudu
menjungjung tinggi konstitusi.
Walhasil, jaket Jokowi itu selain keren tidak sekadar menjadi
ice breaker dalam perdebatan dugaan penistaan agama yang telah menguras energi dan merampas waktu
kita semua. Persoalan telah barakhir. Saatnya kita semua melanjutkan membangun
negeri ini. Semoga di waktu mendatang Indonesia lebih baik dalam segala hal. Amin. (Ditulis 9 Nopemeber 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar