Terhitung mulai kemaren (21/12), anak-anak kita akan memasuki masa liburan
sekolah. Tidak sedikit, orang yang bingung mengisi waktu liburan anak. Liburan
sekolah akan kemana? Digunakan untuk apa? Liburan sekolah adalah masa
kekosongan kegiatan akademik di sekolah.
Waktunya biasanya berkisar dua sampai tiga mingguan. Dalam kurun waktu
dua atau tiga minggu mereka diberi
kebebasan untuk melakukan kegiatan di
luar sekolah. Mereka diberi kepercayaan untuk memilih kegiatan apa yang
akan dilakukan. Sebenarnya berlibur bukan berarti berhenti belajar tapi memberi
kebebasan penuh kepada peserta didik untuk belajar dengan cara mereka sendiri
yang tentu berbeda dengan yang ada di sekolah. Oleh karenanya semestinya
kegiatan yang mereka pilih harus menganudung pembelajaran dan pendidikan.
Disinilah peran orang tua membimbing anak mencari kegiatan yang positif dan bermanfaat buat mereka. Namun tidak semua
orang tua tanggap terhadap hal ini.
Untuk
mengatasi kesulitan di atas, diperlukan wawasan, pengetahuan orangtua. Sehingga
momen liburan yang ada dapat
dipergunakan secara baik dan efektif. Kurangnya wawasan dan pengetahuan
mengenai berbagai alternatif kegiatan liburan yang bermanfaat dapat membuat
anak kehilangan fungsi utama atau tujuan
libur. Bukan tidak mungkin, liburan justru memunculkan rasa jenuh, menurunkan
kesegaran tubuh anak. Misalnya anak menjadi terbiasa bermalas-malasan, menonton
televisi sepanjang hari.
Bagaimana
liburan yang positif?
Menjadi tanggung jawab orang tua memprogram kegiatan berlibur untuk anaknya.
Banyak pilihan aktiviitas atau kegiatan dalam mengisi liburan sekolah
diantaranya, pertama, Belanja
buku. Semasa
liburan merupakan waktu tepat mengajak anak ke tokoh buku, atau memberi
kepercayaan sepenuhnya kepada mereka. Kita hanya memberikan uang kepada mereka
untuk berbelanja buku ke toko buku.
Lebih menarik, perintahkan mereka ke toko buku yang ada di super market. Bagi
mereka yang berkantong tipis cukup mengajak anak-anaknya melihat-lihat
judul-judul buku, dengan menanmkan kecintaan kepada buku. Sekaligus mengajarkan
betapa mahalnya ilmu itu. Banyak anak didik kita yang tidak menghargai buku.
Terbukti buku-buku paket yang ada di sekolah nyaris menjadi lempar-lemparan, dibuat
mainan, dirobek seakan buku tak ada nilainya.
Kedua,
mengunjungi
pertpustakaan. Boleh
sekali-kali kita mengajak mereka ke perpusatakaan. Bagi mereka yang ada di
perkotaan bisa ke perpustakaan daerah, atau perpustakaan wilayah. Bagi yang
jauh, bisa mengunjungi perputakaan yang dikelolah sekolah, masjid, mushollah,
kelurahan, atau bahkan RT sekalipun. Bisa juga ke perpustakaan pribadi dengan
bersilaturrahmi ke tokoh masyarakat yang mempunyai koleksi buku lebih. Tugas
orang tua mengarahkan mereka agar mereka cinta membaca dan hobi berpetualangan
mencari ilmu. Bagus bila orang tua memberi tema buku apa yang harus dicarii dan
dibaca.
Ketiga, Wisata
Religi.
Mengunjungi tempat yang memiliki nilai agamis seperti masjid-masjid tua dan
bersejarah, makam para wali, pesantren, panti asuhan atau yang lain dapat
memberi pengalaman, sesuatu yang berbeda bagi anak. Ini baik, sangat positif
bagi mereka. Paling tidak mereka bisa mempelajari sejarah ke-Islaman seperti
sejarah para wali, masjid-masjid, atau pesantren. Tidak perlu pergi yang
jauh-jauh. Cari yang terjangkau oleh kita, yang penting tujuan dan nilainya tercapai.
Percuma wisata jauh semisal ziarah walisongo kalau kita tidak memnanamkan
nilai-nilai yang agamis, edukatif.
Keempat, study
Banding.
Ajak mereka mengunjungi sekolah lain baik yang setingkat atau diatasnya. Misal
bagi mereka yang mempunyai anak kelas 6 SD/MI boleh kita ajak studi banding ke
SMP/MTs atau mungkin pesantren. Hal seperti ini menjadi motivasi untuk belajar lebih semangat lagi.
Kelima,
wisata Kuliner. Mengajak anak menjajaki
makanan juga perlu. Memperkenalkan mereka makanan khas daerah, bagaimana cara
membuat dan menyajikanya, atau sekedar membedakan berbagai makanan yang ada.
Keenam,
rekreasi edukatif.
Rekreasi merupakan pilihan yang banyak dinikmati oleh anak saat liburan
sekolah. Tapi sebaiknya kita harus bisa mengarahkan ke tempat rekreasi yang
bernilai edukatif misalnya ke kebun binatang, mengenal dan mempelajari berbagai
jenis binatang. Laut juga bisa untuk mengenalkan. Mempelahari betapa besar kekeuasaan Allah SWT. Hindari ke tempat yang
membuat mereka lupa diri.
Ketuju,
silaturahmi. Yang paling mudah dilakukan
ialah mengajak anak bersilaturrahmi ke orang-orang yang memiliki hubungan dekat
dengan kita seperti keluarga, guru, kyai atau lainnya yang memiliki hubungan khusus
dengan kita atau anak.
Beberapa alternatif di atas bisa
dipilih untuk mengisi liburan sekolah anak kita. Dan orang tua yang bijak pasti
sudah memiliki agenda khusus untuk mengisi liburan sekolah anak mereka. Dengan
mengisi kegatan seperti di atas, liburan sekolah dapat melahirkan semangat baru bagi anak dalam belajar. Orang tua harus memahami hal
itu agar liburan sekolah mencapai maksud dan tujuanya. Sebagai orang tua jangan acuh tak
acuh dengan persoalan anaknya termasuk memikirkan bagaimana mengisi liburan
sekolah untuk mereka. Bukankah mereka adalah pendidik pertama dan utama bagi
anak? Orang tua idealnya mendampingi liburan anaknya, tapi bila tidak bisa
(mungkin karena kesibukan) paling tidak memfasilitasi. Ini bagian dari bentuk
tanggung jawab mereka. Wa Allahu Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar