Maulid dan natal memiliki arti yang
sama, yaitu hari kelahiran. Dalam Wikipedia
Eksiklopedia Bebas, Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa
Arab: mawlid
an-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi
Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya
jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul
Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa
Arab berarti hari
lahir. Perayaan Maulid Nabi
merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi
Muhammad SAW wafat.
Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran")
adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh
umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus
Kristus. Natal
dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi
tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6
Januari (lihat pula Epifani).
Dalam tradisi barat,
peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa tradisi Natal yang
berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal,
bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas. (https://id.wikipedia.org)
Secara
kebetulan pada tahun ini maulid dan natal jatuh pada hari yang hampir
bersamaan. Maulid jatuh pada tanggal 24, Natal pada tanggal 25 Desember. Lebih
jauh, bila melihat sejarah agama, Islam dan Kristen memilki kedekatan yang sangat
khusus. Keduanya merupakan agama samawi, yakni agama yang berasal dari langit
yang dibawah oleh para rasul. Dilihat dari sejarah kemanusaian, penganut
keduanya berasal dari satu garis keturunan yakni nabi Ibrahim as. Mayoritas
muslim (Baca:bangsa Arab) merupakan keturunan dari nabi Ismail as, putra nabi
Ibrahim as dengan Siti Hajar. Sementara keturunan nabi Ishak as yang merupakan
putra nabi Ibrahim as dengan Sarah mayoritas beragama Kristiani. Mereka dikenal
sebagai bangsa Yahudi dan Nasrani.
Kemudian
dalam Islam ada yang disebut “Ulul Azmi” yaitu nabi pilihan yang memiliki
keteguhan hati yang sangat tinggi dalam menyebarkan agama. Ulul Azmi terdiri
dari lima orang. Baik Isa as, maupun
Muhamad SAW adalah nabi Ulul Azmi disamping Ibrahim, Nuh, dan Musa. Dalam Islam
pun diyakini bahwa Isa as akan turun
kembali ke bumi bersama Imam Mahdi sebagai juru selamat, menghadirkan keadilan,
kesejahteraan, dan kemakmuran di muka bumi pada akhir zaman.
Semangat kebersamaan
Sangat menarik, ketika Al Quran
mengajak bangsa Yahudi dan Nasrani, "Hai Ahli
Kitab, marilah kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatupun dan tidak sebagian
kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika
mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami
adalah orang-orang yang berserah diri “. (QS:03:64)
Ayat
di atas dapat dipahami sebagai ajakan menjaga semangat kebersamaan dengan Ahli
Kitab karena adanya (banyak) kesamaan dengan mereka. Ahli Kitab adalah
sebutan bagi umat Yahudi dan Nasrani di dalam Al-Qur'an.
Dinamakan demikian karena Allah telah mengutus nabi-nabi yang membawa kitab
suci yaitu Taurat melalui Nabi Musa dan Injil melalui Nabi Isa.
Karenanya, semangat kebersamaan itu harus senantiasa dijaga bersama. Tidak ada
alasan bagi kita, sesama penganut agama samawi untuk mengedepankan perbedaan,
menciptakan permusuhan, konflik.
Menurut
hemat saya, untuk mengembangkan semangat kebersamaan, ada beberapa point
penting yang harus dipahami dan dilakukan bersama, pertama, mengedepankan kesamaan, mengesampingkan perbedaan. Tak
bisa dipungkiri, perbedaan memang ada. Tapi perbedaan harus dicarikan titik
temu, tidak dipertentangkan secara konfrontatif. Kita semua harus mendahulukan kesamaan daripada perbedaan-perbedaan
yang ada. Kesamaan lebih banyak dibanding perbedaan. Kesamaan pada hal prinsip
dan uniiversal yang mustinya lebih diprioritaskan daripada perbedaan pada
hal-hal kecil.
Kedua, mengembangkan dialog, menghindari
kekerasan fisik. Dialog harus selalu dilakukan terutama oleh tokoh agama.
Teladan dari mereka akan sangat berpengaruh positif pada umat di bawah.
Kesejukan yang ditampilkan antara tokoh agama menjadi sprit kebersamaan di akar
rumput. Selain itu, menghindari kekerasan pada
setiap penyelesain masalah di lapangan juga menjadi keharusan. Karena
kekerasan tidak akan menyelesaikan. Hanya sikap membuka diri, dialog, musyawarah, saling menghargai dan menghormati
yang akan memberikan solusi dan mengantarkan pada titik temu. Sikap tersebut
merupakan inti toleransi yang harus dilakukan
oleh umat beragama. Terkait toleransi, lewat akun Twitter @jokowi, Kamis
(24/12), Presiden Jokowi menulis, bersikap baik
kepada semua orang, bukan hanya dengan yang seiman. Selamat memperingati Maulid
Nabi Muhammad SAW. Ini ungkapan sekaligus ajakan agar kita selalu bersikap
toleran terhadap segala perbedaan yang ada.
Ketiga, membiasakan hidup bersama dalam
perbedaan dan kemajemukan. Sebagai umat beragama, kita diajarkan untuk mengembangkan kerja
sama, gotong royong, saling membantu dalam mengatasi setiap permasalahan hidup
dalam berbangsa dan bernegara. Apalagi kita hidup di NKRI yang masyarakatnya
mejemuk. Bukankah Bineka Tunggal Ika adalah filosofi hidup kita semua yang
harus selalu dijungjung tinggi?
Walhasil,
baik Maulid maupun Natal adalah harinya para pecinta yang menghormati dan
memuliakan apa yang dicintainya. Mereka adalah para pecinta kedamaian,
kerukunan, dan kebersamaan dalam hidup. Kedekatan hari Maulid dan Natal menjadi
momentum tersendiri, yang dirasa istimewa. Kedekatan itu memberi pesan bahwa
kita semua adalah bersaudara, sesama umat beragama, sesama manusia yang harus
senantiasa menebar cinta, kasih sayang pada yang lain. Maulid dan Natal pada
tahun ini seyogyanya mempertebal semangat kebersamaan kita semua, bangsa Indonesia.
Akhir kata, saya mengucapkan selamat memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW,
selamat Natal dan Tahun baru. Semoga kehidupan kita semua ke depan lebih baik. Wa Allahu Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar