Besok
(9/3) apa yang menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat akan
terjadi. Ya, sebuah peristiwa langkah, gerhana matahari total (GMT). Indonesia menjadi
negara satu-satunya yang sebagian besar wilayahnya terlintasi dan akan merasakan peristiwa spesial nan menakjubkan itu. Peneliti NASA, Madheelika Gahathakurta menyebutkan peristiwa
GMT di Indonesia kali ini menjadi spesial karena terjadi dalam waktu yang sangat pagi. Waktu di
mana matahari baru saja terbit.
GMT besok akan
dirasakan oleh sebagian besar dataran
samudra Pasifik,
meliputi Indonesia, Malaysia,
dan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Benua Australia
akan dapat menyaksikan gerhana matahari parsial.
Gerhana matahari total dianggap sebagai salah satu fenomena alam paling
mengesankan yang terjadi di bumi. Di Timur Samudera Pasifik, gerhana matahari
total akan terjadi selama lebih dari 4 menit. Sedangkan, garis kuning
menunjukkan daerah dengan gerhana matahari parsial. Kemudian sebagian besar India dan Nepal akan
mengalami gerhana matahari parsial. Sementara itu, Indonesia, Malaysia, Filipina,
dan Papua Nugini akan
dapat menyaksikan lebih dari 50% gerhana parsial. Sedangkan Kombaja, Myanmar, Vietnam danThailand akan
melihat sekitar 50% gerhana matahari parsial. Sementara Australia, China, Jepang dan Alaska akan
mendapatkan kurang dari 50% gerhana parsial.
Di Indonesia, GMT pernah
terjadi sebelumnya, yaitu pada 1983, 1988, dan 1995. Dan besok GMT akan melintasi sebagian wilayah
di tanah air yakni Sumatera
Barat, Sumatera
Selatan, Bengkulu,Jambi, Bangka
Belitung, Kalimantan Barat. Selain
itu, wilayah lain, seperti Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi
Barat, dan Sulawesi
Tengah, serta Maluku
Utara. Kemudian
GMT, seperti ditegaskan oleh Kepala
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, diperkirakan baru
akan terjadi lagi pada 2023 yang akan datang.
Secara ilmiah gerhana didefiniskann sebagai fenomena astronomi yang terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan
untuk gerhana
matahari ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari, atau gerhana
bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh
bayangan bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak
berhubungan dengan bumi atau bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.
(wikipedia.org)
Gerhana matahari dibagi menjadi tiga
jenis yaitu: gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin. Gerhana
matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan
matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu, piringan bulan sama
besar atau lebih besar dari piringan matahari. Ukuran piringan matahari dan
piringan bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak
bumi-bulan dan bumi-matahari.
Sedangkan gerhana sebagian terjadi
apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari
piringan matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan matahari
yang tidak tertutup oleh piringan bulan.
Dan
Gerhana cincin terjadi apabila piringan
bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari.
Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan bulan lebih kecil dari piringan
matahari. Sehingga ketika piringan bulan berada di depan piringan matahari,
tidak seluruh piringan matahari akan tertutup oleh piringan bulan. Bagian
piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan, berada di sekeliling
piringan bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
Memaknainya
Sebagai orang beriman, peristiwa
seperti gerhana harus dapat dimaknai
secara benar. Kita jangan sampai terjebak pada berbagai mitos seputar fenomena
gerhana. Banyak mitos menyesatkan tentang gerhana matahari yang diyakini oleh sebagian
masyarakat. Di Palembang ada keyakinan, GMT terjadi karena ada naga dari sungai
Musi yang memakan matahari. Masyarakat Palangkaraya meyakini bahwa GMT bisa
memutihkan rambut. Karenanya diminta menutup kepala saat gerhana terjadi. Dan masih
banyak mitos-mitos lain. Mitos seperti itu tentu harus ditolak.
Berikut ini
beberapa hal yang harus dipahami dalam memaknai fenomena gerhana matahhari. Pertama, sebagai fenomena alam biasa
sekaligus luar biasa. Biasa karena peristiwa itu sering terjadi juga bisa
diprediksi sebelumnya oleh manusia. Luar biasa karena peristiwa itu di luar putaran kejadian alam
yang semustinya. Dalam kondisi normal posisi bulan tidak berada di antara
matahari dan bumi. Saat bulan berada di antara matahari dan bumi maka disebut
gerhana matahari. Itu di luar kebiasaan, juga sesuatu yang tidak biasa. Dalam Al
Quran ditegaskan, dan Matahari berjalan
di tempat peredaranya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha
megetahui. Dan telah Kami tetapkan
bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua .
Tidaklah mungkin
bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan
masing-masing beredar pada garis edarnya. (Q.S:
36:38,39,40)
Kedua,
menunjukkan kekuasaan Allah. Alam semesta merupakan tanda terbesar
kekuasaan Allah. Keberadaan alam membuktikan keberadaan-Nya. Terlebih saat ada
kejadian alam yang keluar dari kebiasan normalnya seperti gerhana. Peristiwa
tak biasa itu menunjukkan bagaimana besar kekuasaan Allah SWT dan betapa kecil kita, manusia. Kesadaran akan kekuasaan Allah
akan mempertebal iman dan takwa.
Ketiga,
peringatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Peristiwa tak biasa seperti
gerhana mengingatkan pada hari kiamat. Kiamat merupakan salah satu kejadian
alam yang tak biasa yang diawali dengan terbitnya matahari dari barat. Kiamat
adalah kehancuran jagad raya karena sistem alam sudah tak berjalan seperti
harusnya. Hari kiamat merupakan akhir kehidupan dunia. Dalam hal ini, peristiwa
gerhana menjadi peringatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Oleh sebab itu, saat terjadinya
gerhana kita dianjurkan memperbanyak amal ibadah. Kita dianjurkan memperbanyak
dzikir, takbir dan istigfar. Juga diperintahkan untuk memperbanyak sedekah.
Kemudian disunahkan mendirikan salat gerhana. Rasulullah SAW bersabda, jika kalian melihat gerhana, maka salatlah.
(HR.Bukhori)
Akhir kata, gerhana matahari merupakan
peristiwa alam biasa sekaligus luar biasa. Sebagai umat beriman, kita harus
bisa memaknainya dengan benar. Jangan terpengaruh dengan berbagai mitos yang ada terkait gerhana.
Gerhana seyogyanya dapat meningkatkan iman dan takwa dengan memaknainya secara
tepat. Gerhana matahari dimaknai sebagai kebersaran kekuasaan Allah, media
mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan berbagai amalan yang
diperintahkan. Wa Allahu Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar