Menghadapi bulan Ramadhan apa yang
harus dilakukan oleh kita umat Islam? Apa ada kewajiban kita menyambut
Ramadahan?. Di nusantara, hampir semua daerah mengkspresikan kegembiraan saat
datangnya bulan suci Ramadhan dengan berbagai kegiatan dan tradisi. Tradisi
menyambut Ramadhan sudah ada sejak awal
masuknya Islam di tanah air yang diprakarsai Walisongo. Misalnya masyarakat
Semarang dan sekitarnya menyambut bulan suci ini dengan tradisi Dugderan yaitu
menabuh bedug dan menyulut meriam di masjid-masjid. Sekarang tradisi Dugderan
digelar dalam bentuk pawai besar mengelilingi kota. Ada lagi Padusan di daerah
Klaten, Boyolali dan Salatiga. Yaitu upacara merendam diri di sumur, sumber air
yang dianggap kramat dan memiliki nilai sejarah sebagai simbol mensucikan diri
menjelang Ramadhan. Di Aceh muegang namanya, yakni tradisi menyembelih kambing
atau kerbau dalam menyambut Ramadhan. Jalur pacuh di kabupaten Kuntan Singingi
Riau, Balimau di Padang Sumatera Barat, Nyorog dalam masyarakat Betawi,
Munggahan dalam masyrarakat Pasundan, masih banyak lagi di daerah lain dengan
nama yang berebeda-beda. Semuanya merupakan tradisi yang dijaga turun temurun
dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Khusus di dearah Cirebon dan
sekitarnya menyambut Ramadhan masyarakat menggelar tradisi Drugdag atau Tabuh
Bedug. Tradisi yang berpusat dan bermuara di Keraton Kesepuhan itu
diselenggarakan setiap sore menjelang masuknya bulan Ramadhan. Tradisi tabuh bedug atau Drugdag sudah
ada sejak ratusan tahun silam, saat
Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam. Drugdag juga ditabuh ketika dini hari
menjelang sahur selama bulan ramadhan, sebagai tanda masuknya waktu berpuasa.
Tradisi Drugdag diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh tokoh dan
sesepuh agama. Di Kraton Kesepuhan tradisi Drugdag dilaksanakan di Langgar
Agung Keraton. Upacara ini biasa dipimpin langsung oleh Sultan Kesepuhan.
Rasulullah SAW
menyambut Ramadhan
Sekarang bagaimana dengan
tuntuntunan Islam tentang menyambut bulan suci ini? Secara umum, Islam
mengaggap sama semua bulan. Namun demikian, ada keisitimewaan yang dimiliki
oleh masing-masing. Ramadhan disebut sebagai sayyidus syuhur yaitu pimpinannya bulan-bulan. Ramadhan juga
disebut syahrul umati, bulannya umat
Islam. Menyambut Ramadhan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah
hadist beliau bersabda, “Ya
Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami
dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Secara khusus Nabi Muhamad SAW pun pernah berpidato menyambut tibanya bulan
Ramadhan. Berikut kutbah panjang Rasulullah SAW atas datangnya bulan suci Ramadhan, “ Wahai umat manusia, sesungguhnya
bulan penuh berkah dan rahmah serta
maghfirah telah datang pada kalian, bulan yang paling utama di sisi Allah. Hari-harinya
adalah sebaik-baik hari, malamnya adalah sebaik-baik malam, jamnya adalah
sebaik-baik jam. Bulan itu waktu di mana kalian diundang sebagai ahli kemulian
Allah. Nafas kalian adalah tasbih, tidur kalian dihitung ibadah, amal kalian
diterima, dan doa kalian pasti dikabulkan maka mohonlah kepada Allah, Tuhan
kalian dengan niat yang jujur dan hati yang suci agar Dia menyukseskan kalian untuk
puasa yang Dia wajibkan dan membaca kitab-Nya yang suci. Sesungguhnya orang
yang sengsara adalah yang tidak mendapatkan ampunan Allah di bulan Ramadhan
yang agung.
Wahai umat manusia!
Sesungguhnya pintu surga di buka pada bulan ini, maka mohonlah kepada-Nya agar
tidak menutup pintu itu untuk kalian. Sesungguhnya pintu neraka ditutup, maka
mohonlah pada-Nya agar tidak membuka pintu itu pada kalian. Dan sesungguhnya di
bulan ini syetan terbelenggu, maka mohonlah pada-Nya agar tidak membiarkan syetan menguasai kalian.
Wahai manusia! Barang siapa
dari kalian yang memberi makan pada orang mukmin yang berpuasa di bulan
Ramadhan ini maka di sisi Allah itu seperti membebaskan budak, dan juga akan
mendapatkan pengamounan dari semua dosanya yang telah lalu. Seorang berkata
pada Rasulullah SAW, tidak semua orang mampu untuk itu, ya Rasulullah? Beliau
menjawab, bertakwalah kepada Allah walau hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya
Allah memberi pahala kepada orang yang beramal kecil karena tidak bisa lebih
dari itu.
Wahai umat manusia, barangsiapa dari kalian berbakti pada hamba-Nya di
bulan ini, maka di hari kiamat nanti, dia akan sanggup melewati shirat
sementara kaki-kaki yang lain tergelincir. Barangsiapa meringankan budaknyaa di
bulan ini, Allah akan meringankan hisab atau perhitunganya di sisi-Nya.
Barangsiapa menahan keburukan dirinya di bulan ini, Alllah akan menahan
murka-Nya di hari pertemuan nanti. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan
ini, Allah akan memuliakannya di hari pertemuan. Barangsiapa memutus hubungan
silaturrahmi di bulan ini, Allah akan memutus rahmat-Nya di hari pertemuan. Dan
barang siapa membaca satu ayat Al Quran di bulan ini, akan mendapat pahala
seperti orang yang khatam mennyelesaikan bacaan Al Quran di bulan lain” (kitab Mafatih Jinan, halaman 216)
Hadist
panjang di atas menggambarkan bagaimana keagungan dan keutamaan bulan suci Ramadhan di banding sebelas bulan lainnya. Karena
keagungan dan keistimewaanya Rasulullah SAW mengajak kita menyambut
kedatangan bulan Ramadhan dengan
mempersiapkan diri, mengisinya dengan amal ibadah. Kita harus mempersiapkan
diri agar tidak menjadi orang yang
merugi, meninggalkan Ramadhan tanpa meraup berbagai hikmah, berkah dan
maghfirah Allah SWT. Kita harus meraih peringkat taqwa sesuai tujuan berpuasa.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.” (Al Baqarah: 183).
Nanti malam (menurut rencana) Kementerian Agama
Republik Indonesia akan menyelenggarakan sidang isbat, penetapan awal Ramadhan
1436 H. Semoga akan menghasilkan keputusan terbaik untuk umat Islam. Dan selayaknya
kita menyambut dengan gembira. Akhirnya SELAMAT DATANG RAMADHAN, SELAMAT BERPUASA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar