Minggu, 08 Februari 2015

REFLEKSI MAULID


Bulan Maulid bagi masyarakat kita identik dengan bulan kegiatan karena hampir di setiap tempat kita menjumpai orang memperingati kelahiran (maulid) nabi Muhamad SAW. Bentuk kegiatanpun beraneka ragam ada lomba-lomba, pengajian umum, bakti sosial, pengobatan gratis, menyantuni anak yatim, upacara adat  sampai pasar malam. Semuanya dilaksanakan dalam rangka menperingati maulid Nabi Muhamad SAW. Masyarakat kita memang beda dengan yang lain dalam memahami dan menterjemahkan ajaran agama Islam. Agama yang kita pahami seringkali bercampur dengan muatan lokal baik berupa budaya, norma atau agama sebelumnya. Karena kental dengan muatan budaya lokal sampai kadang kita tidak dapat menangkap pesan utamanya contoh setiap bulan Suro orang jawa membuat bubur merah bubur putih. Apa maknanya? Masyarakat Aceh terkenal dengan tarian saman yang diantara gerakannya adalah menepuk dada seperti masayarakat Iran memperingati hari Asyuroh. Apa hubungan keduanya? Banyak lagi. Termasuk dalam hal maulid di sekitar kita banyak ragam cara, bentuk orang memperingatinya.
Apapun jenis kegiatanya, memperingati maulid nabi SAW seharusnya bermuatan beberapa hal, pertama,  mengkaji sejarah Nabi Muhamad SAW. Kajian sejarah merupakan sesuatu yang penting dan harus bagi umat Islam. Karena dari sejarah kita kita memahami nabi Muhamad SAW seutuhnya. Tapi mempelajari sejarah harus berbekal ilmu atau paling tidak harus menyiapkan ketajaman logika. Karena dalam teks-teks sejarah tidak sedikit kita akan menemukan hal-hal yang kontradiktif satu teks dengan yang lainnya. Tidak sedikit pula kita akan menjumpai riwayat atau teks tentang sejarah nabi Muhammad SAW yang tidak masuk akal. Contoh nabi Muhamad SAW  dikabarkan ketakutan yang luar biasa saat menerima wahyu pertama. Mungkinkah seorang calon nabi takut berjumpa dengan malakat Jibril? Bukankah Muhamad adalah manusia agung, sempurna, dan sangat dicintai Allah? Dalam riwayat lain, nabi Muhamad SAW saat kecil dadanya dibedah, dan hatinya dibersihkan. Apa membersihkan hati harus membedah dada dan mencuci hati secara langsung? Dengan demikian bila ingin hatinya bersih kita harus datang ke dokter untuk membedah hati kita? Lantas dengan apa membersihkan hati itu? Banyak hal yang ganjil dalam riwayat atau teks-teks seperti diatas. Dan itu banyak kita jumpai dalam sejarah. Contoh lain, nabi Muhamad SAW menawar jumlah waktu solat saat mendapat perintah dari Alllah dari lima puluh sampai lima waktu. Dan anehnya lagi hal itu disarankan oleh nabi-nabi sebelumnya dengan alasan bahwa umat Muhamad SAW tidak mungkin mampu mengerjakan lima puluh waktu karena keterbatasan fisik mereka. Aneh tentang umatnya sendiri nabi Muhamad tidak mengetahui dan harus menerima masukan dari nabi-nabi terdahulu? Ringkasnya mempelajari dan mengkaji sejarah kita harus hati-hati. Gunakan disiplin ilmu yang lain yang kita miliki. Bandingkan, dan pilah mana yang lebih rasional dan tidak bertentangan dengan nash hadist atau Quran. Dalam satu riwayat dikatakan nabi Muhamad SAW kencing dalam keadaan berdiri. Ini jelas bertentangan dengan ayat Al Ahzab ayat 13 yang menegaskan bahwa nabi SAW adalah contoh teladan yang sempurnah. Nah, seperti ini tentu kita tolak.
Kedua, Menanamkan kecintaan kepada nabi SAW dan keluarganya. Selama ini kita mengabaikan posisi dan kedudukan keluarga nabi Muhamad SAW. Contoh kecil dalam bacaan salawat kita terbiasa melupakan keluarga nabi SAW. Padahal dalam hadist Bukhori disebutkan membaca salawat tanpa menyebut Alih  (keluarga nabi) maka salawat kita adalah buntung dan terbutus. Dalam hadist itu disebutnya sebagai salawat bathra’. Bukankah mencintai keluarga nabi SAW adalah wajib? Dan ini seperti sudah sistematis. Dalam teks kitab klasik pun salawat terhadap nabi SAW setelah penyebutan namanya selalu tanpa waalih.
Penanaman kecintaan pada nabi SAW sangat berpengaruh penting dalam hidup seorang muslim. Dari cinta nabi SAW dan keluarga akan lahir kecintaan pada agama, ajaran, dan sunahnya. Dan diharapakan kita semua bisa mengikutinya.
Ketiga, Memotivasi menteladani nabi SAW. Saat ini kita tak banyak memiliki teladan yang hadir di tengah kita. Tidak banyak tokoh  yang mampu menjadi panutan. Para pemimpin di setiap lini dan bidang belum mampu menunjukkan kepemimpinan yang ideal. Karenannya Nabi Muhamad SAW merupak inspirasi yang agung buat semua menuju manusia sempurna yang luhur. Untuk menghadirkan Muhamad di sekitar kita tidak ada pilihan kecuali kita belajar dan berusaha meneladani beliau SAW.
Untuk mempermudah meneladani nabi Muhamad SAW, mengkaji keagungan dan keluhuran akhlak beliau merupakan sesuatu yang mesti dilakukan. Dan kajian sejarah adalah jawabannya. Semakin banyak kita mengenal nabi SAW semakin mudah kita mencintaiinya. Cinta mendorong seseorang meneladaninya. Demikian hubungan ketiganya. Apapun bentuk kegiatan memperingati maulid harus diarahkan ketiga hal diatas agar apa yang kita lakukan tidak sia-sia dan membawa banyak manfaat. Semoga. Allahu ‘alam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar