Jumat, 23 Desember 2016

Anak Kita dan Game Online


Anak merupakan anugrah terbesar Tuhan bagi manusia. Juga menjadi amanat yang dititipkan Sang Pencipta. Karenanya, wajib dijaga dengan sebaik mungkin. Tidak boleh diabaikan, apalagi disia-siakan. Sebagai orang tua, kita berkewajiban mendidik dan mengantarkannya pada cita-cita yang diinginkan.  Menyiapkan mereka menghadapi masa depan. Mereka adalah masa depan kita, orang tua. Mereka akan meneruskan hidup dan cita-cita kita. Jangan salah menyikapinya. Salah bersikap terhadap anak akan dapat  menghapus mimpi orang tua di waktu mendatang.
Di era digital seperti sekarang, salah satu persoalan yang dihadapi oleh para orang tua adalah game online. Permainan Daring (Online Games) adalah jenis permainan komputer yang memanfaatkan jaringan komputer. Jaringan yang biasanya digunakan adalah jaringan internet dan yang sejenisnya serta selalu menggunakan teknologi yang ada saat ini, seperti modem dan koneksi kabel
Biasanya permainan daring disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online, atau dapat diakses langsung melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut. Sebuah game online bisa dimainkan secara bersamaan dengan menggunakan computer yang terhubung ke dalam sebuah jaringan tertentu.
Sekarang hampir semua anak bermain video game. Permainan  seperti itu dapat dilakukan dengan komputer, konsol game maupun ponsel. Sejak usia belia, mereka bersentuhan dengan game baik yang online maupun off line. Memang, tidak semua game itu murni permainan. Ada juga beberapa jenis game yang memuat unsur edukatif yang tentu bermanfaat bagi anak.
Bermain game bagi anak dalam batas normal sejatinya membantu anak dalam mengatasi kepenatan dalam belajar. Game bisa dimanfaatkan untuk mengisi waktu kosong, di sela-sela belajar baik di rumah atau di sekolah. Game menjadi hiburan bagi mereka. Tapi, game akan menjadi problem ketika anak menggunakannya secara berlebihan. Game online misalnya, menjadi persoalan serius tatkala anak kecanduan.
Waktu mereka tersita lebih banyak di hadapan kompeter atau ponsel bermain game. Berjam-jam duduk. Mengabaikan lingkungan. Tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Sulit diajak belajar. Tidak mau mengerjakan PR. Mereka mudah marah jika diminta berhenti bermain. Acuh terhadap keberadaan orang tua. Bagi mereka hidup cukup hanya dengan game.
Menurut Linzi Band, pengajar program Social and Emotional Thinking (SET) di Australian Independent School (AIS), pada workshop bertemakan, “Pentingnya Mencegah Anak Kecanduan Game Online” yang digelar AIS di Jakarta  belum lama (17/12) menegaskan, kecanduan game online dapat berdampak buruk dalam waktu dekat maupun jangka panjang. Dalam waktu dekat anak yang kecanduan akan mengalami gangguan tidur, kurang nafsu makan, mengisolasi diri dan lupa waktu.
Kalau jangka panjang, kecanduan ini dapat menyebabkan tingkat kesehatan anak turun akibat kurang tidur dan makan, juga bisa menjadikan anak lebih emosional dan tidak bisa konsentrasi terhadap akademiknya. Anak akan mengalami depresi dan memiliki tingkat kemampuan bersosialisasi yang terus menurun, (http://edukasi.kompas.com/)
Menurut penelitian yang pernah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, yang antara lain dilakukan di Seattle Children’s Research Institute (2011), Iowa State University (2010), dan Stanford University School of Medicine (2009), menjelaskan bahwa kebanyakan main game bisa mengganggu proses tumbuh kembang anak. Pertama, masalah sosialisasi. Berhubung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan mesin (bukan manusia), anak bisa merasa canggung dan kurang nyaman kala datang kesempatan untuk bergaul dengan temannya.
Kedua, masalah komunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan sebatas berbicara dan mendengarkan kalimat yang terucap, tetapi juga membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang sering bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal tersebut.
Ketiga, mengikis rasa empati. Seringkali anak menyukai jenis game yang melibatkan kekerasan, seperti perang-perangan, martial art, dan sebagainya. Efek samping dari memainkan jenis game ini adalah terpicunya agresivitas anak dan terkikisnya empati si kecil terhadap orang lain.
Keempat, mengalami gangguan motorik. Tubuh yang kurang aktif bergerak akan mengurangi kesempatan anak untuk melatih kemampuan motoriknya. Risikonya, anak bisa terserang obesitas dan pertumbuhan tinggi badannya tidak maksimal.
Kelima, gangguan kesehatan. Menatap layar video games secara konstan dalam waktu lama bisa mencetus serangan sakit kepala, nyeri leher, gangguan tidur, dan gangguan penglihatan.
Antisipasi
Untuk menghindari kecanduan anak pada game, menurut hemat saya ada beberapa hal yang dapat diantisipasi. Diantaranya, dengan membatasi akses internet. Saya yakin hampir di setiap rumah ada jaringan internet. Anak juga anggota keluarga lain memanfaatkannya sepanjang hari. Untuk menghindari anak menggunakan game online secara berlebihan ada baiknya jika membatasinya. Membatasi akses internet dalam keluarga bisa dengan cara mematikan Wifi pada jam-jam tertentu seperti waktu sekolah,  belajar atau mengaji. Pembatasan ini juga berlaku untuk anggota keluarga yang lain agar tidak mengundang kecemburuan pada anak. Juga bisa dengan memgamankan ponsel dari jangkauan anak. Lebih baik lagi jika orang tua menjadwal kegiatan bermain game anak di rumah.
Kemudian, menerapkan aturan untuk tidak menggunakan gadget, menonton TV pada jam tertentu. Misalnya, setelah maghrib sampai Isya. Waktu itu itu biasa digunakan untuk mengaji, beribadah. Juga saat jam belajar. Anak diusahakan belajar setiap malam. Satu sampai dua jam  sebelum tidur baik dimanfaatkan guna mempersiapkan pelajaran sekolah. Semua layar, termasuk TV 30 menit sebelum tidur. Untuk itu, buatlah kesepakatan terkait jam tidur.
Selanjutnya,  memberi pengertian bagaimana memanfaatkan gadget atau game online secara sehat. Ini tugas orang tua juga para guru.  Dengan memahami manfaat dan mudharat yang ada, mereka diharapkan bisa memaksimalkan dalam mengambll manfaatnya. Dengan demikian, game online tak menjadi ancaman serius lagi bagi tumbuh kembang anak kita.
Akhir kata, game online adalah realitas yang tak bisa terhindari. Anak kita tak mungkin bebas dari serangan berbagai jenis game online. Maka kewajiban orang tua mengarahkan, membimbing mereka dalam memanfaatkan game online. Orang tua tak boleh diam. Melepas mereka di rimba dunia maya jelas tak bijak.Wa Allahu Alam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar