Minggu, 18 Desember 2016

Menghadirkan Islam Ramah


          Besok, 14 Oktober 2015 bagi umat Islam adalah hari penting dan bersejarah. Besok adalah 1 Muharom 1437 Hujriyah atau awal tahun baru Islam. Awal tahun diperingati sebagai momentum evaluasi dan menyusun rencana. Awal tahun harus melahirkan semangat perubahan (baca:hijrah) seperti penamaan hijriyah pada kalender Islam itu. Hijrah berarti semangat berubah, spirit berpindah dari sesuatu yang lama ke sesuatu yang baru. Dalam konteks ke-Islaman, kita harus mengubah wajah Islam untuk lebih ramah lagi di tengah kehidupan masyarakat modern. Mengusung Islam rahmatan lil alamin di tengah hiruk pikuk arus informasi, kemajuan tekhnologi menjadi kewajiban kita semua, umat Islam
          Satu dasawarsa terakhir, wajah Islam terlihat menyeramkan dan menakutkan. Penilaian seperti itu muncul karena prilaku sebagian umat Islam yang jauh dari ramah, cerminan Islam rahmatan lil alamin. Terlepas apakah prilaku itu disetting oleh pihak luar Islam atau tidak, yang pasti wajah Islam dipandang tak sejuk menyejukkan lagi. Diawali tragedi 11 September 2001. Yaitu serangkaian empat serangan bunuh diri yang telah diatur terhadap beberapa target di New York City dan Washington, D.C. pada 11 September 2001. Pada pagi itu, 19 pembajak dari kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam. Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington, D.C. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan ini. Dugaan langsung jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin kelompok Osama bin Laden, yang awalnya menolak terlibat, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Al-Qaeda dan bin Laden juga mengatakan dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan ini. Amerika Serikat merespon serangan ini dengan meluncurkan Perang Melawan Teror dengan menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggota-anggota al-Qaeda. Banyak negara yang memperkuat undang-undang anti-terorisme mereka dan memperluas kekuatan penegak hukumnya. Pada Mei 2011, setelah diburu bertahun-tahun, Presiden Barack Obama mengumumkan bahwa bin Laden ditemukan dan ditembak mati oleh marinir AS, walaupun belum ada bukti yang dipublikasikan yang menyatakan kematian tersebut dengan gamblang. (https://id.wikipedia.org)
          Belum pudar bayangan tragedi 11 September, kehadiran ISIS di Syiria dan Irak, dengan segala kekejian dan kekejamannya kembali menampilkan wajah Islam sangar nan menakutkan. ISIS adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni. ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen. Pemberontak di Irak dan Suriah ini telah menewaskan ribuan orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan lebih dari 2.400 warga Irak yang mayoritas warga sipil tewas sepanjang Juni 2014. Jumlah korban tewas ini merupakan yang terburuk dari aksi kekerasan di Irak dalam beberapa tahun terakhir. Aksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ini telah menyebabkan tak kurang dari 30.000 warga kota kecil di timur Suriah harus mengungsi.
          Belum lagi hadirnya kelompok-kelompok Islam radikal nan militan di berbagai negara muslim yang disinyalir bermuara dari Wahabisme, madzhab resmi Arab Saudi. Kehadiran kelompok yang gampang menyalahkan, membid’ahkan, menyesatkan, bahkan mengkafirkan setiap orang yang berbeda ini menambah seram wajah Islam, termasuk Islam di tanah air.
Islam Ramah
          Momentum 1 Muharom menjadi sangat tepat untuk mengubah wajah Islam kita. Kita harus menghadirkan Islam yang ramah di tengah masyarakat dunia. Yaitu Islam damai yang menyejukkan setiap yang memandang, mempelajari, apalagi mengamalkannya. Islam ramah adalah Islam yang menghadirkan rahmat (baca:kasih sayang) bagi semua. Untuk itu, menurut hemat saya ada beberapa hal yang harus kita rubah, pertama, pandangan atau anggapan bahwa kita paling benar. Selama ini masing-masing kelompok Islam (baik madzhab atau organisasi Islam) mengklaim dirinya yang paling benar. Klaim paling benar akan memudahkan untuk menyalahkan, menyesatkan setiap yang berbeda. Ini menjadi bibit perselisihan, permusuhan, dan pertikaian antara sesama muslim. Karenanya ke depan anggapan paling benar harus diganti menjadi semua benar menurut sudut pandangnya masing-masing selagi masih mengesahkan Allah, mengakui kenabian Muhamad SAW, dan meyakini hari akhir. Apalagi perbedaan sebatas masalah fiqhi furu’iyah. Maka melihat kesamaan yang ada pada masing kelompok  menjadi pilihan tepat. Dari titik ini, persatuan dan kebersamaan sesama umat Islam akan mudah terwujud. Dan Islam pun akan telihat damai, ramah nan sejuk.
Kedua, mengubah anggapan bahwa perbedaan adalah masalah. Perbedaan pada hakekatnya bukanlah suatu masalah selagi kita bisa memahaminya secara benar. Bahkan Nabi Muhamad SAW dalam sebuah kesempatan menyebut perbedaan sebagai rahmat bagi umatnya. Karenanya kita harus menghargai setiap perbedaan yang ada.
Ketiga,  tidak lagi memahami Fiqhhi (hukum formal) sebagai esensi agama. Bahwa Fiqhi adalah bagian dari beragama iya, tapi tidak menjadi segalanya. Oleh karena itu mengedepankan akhlak mulia lebih utama di banding kita ribut mempersoalkan urusan Fiqhi. Selama ini mempermaasalkan urusan Fiqhiyah Furu’iyah (perbedaaan hukum dalam Islam) menjadi penyebab utama konflik di antara sesama Islam.
Keempat, tidak lagi menjadikan agama, kepercayaan lain sebagai lawan. Tapi jadikan mereka sebagai teman. Inilah hakekat toleransi atau tasamuh dalam terminologi Islam. Dalam Islam, diatur bagaimana harus bersikap dengan agama lain. Surat Al Kafirun adalah diantara salah satu surat yang menuntun sikap terhadap orang yang berbeda agama. Dalam surat Al Kafirun, kita hanya tidak diperbolehkan mencampur aduk ajaran agama. Tapi tetap harus saling menghargai, bersedia hidup berdampingan.
Akhir kata, momentum 1 Hijriyah harus mendorong semangat berubah menghadirkan Islam yang ramah dengan membuang anggapan diri paling benar kemudian melihat perbedaan bukan lagi sebagai masalah tapi rahmat. Juga, mengedepankan akhlak mulia dalam kehidupan serta siap mengamalkan Islam dengan tuntunan Fiqhi yang berbeda. Maka, insya Allah Islam akan hadir lebih ramah lagi. Wa Allahu ‘Alam


     

       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar