Senin, 28 November 2016

Siesmik, Antara Manfaat dan Mudharat


          Belum lama (17/11), saya mengikuti pertemuan di kantor desa. Pertemuan yang digagas kuwu tersebut membicarakan tentang program survei siesmik yang sedang dijalankan oleh  Pertamina EP Balongan di wilayah kabupaten Indramayu,  Cirebon dan Majalengka. Pertemuan informal tersebut tak menemukan kata sepakat antara pemerintah desa dan masyarakat. Sebelumnya telah dilaksanakan sosialisasi, musyawarah berkali-kali tapi sampai hari ini masyarakat tidak bergeming, tetap menolak. Pendekatan yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pertamina sejak Januari 2016 belum membuahkan hasil.
          Pertamina EP melakukan survei siesmik 3D Akasia Besar di 60.000 titik lokasi di kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka.  Lokasi itu tersebar di 251 desa,  28 Kecamatan di ketiga kabupaten tersebut. Dari jumlah itu, Kabupaten Indramayu merupakan paling banyak tiktik lokasinya, yakni di 208 desa, 22 kecamatan. Proyek tersebut dijadwalkan selesai awal 2017.
          Siesmik adalah  rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. (wikipedia.org)
          Survei siesmik adalah tahapan awal kegiatan eksplosrasi yang melibatkan banyak pekerja dan peralatan, serta berhubungan langsung dengan masyarakat. Akan tetapi, survei siesmik hanya bersifat sementara dan tidak ada pengalihan hak tanah warga.
          Survei seismik merupakan salah satu kegiatan eksplorasi minyak dan gas yang menggunakan metode geofisika dengan pemanfaatan penjalaran gelombang di bawah permukaan menggunakan sumber getar dan penerima getar yang dibentang di atas permukaan tanah. Sumber getar menghasilkan gelombang pantul ke dalam tanah dan dipantulkan kembali ke permukaan oleh lapisan-lapisan batuan yang akan diterima penerima getar. Hasilnya berupa penampang lapisan batuan bawah permukaan yang berguna untuk mencari sumber potensial cadangan minyak dan gas.
          Dari uraian di atas, ditegaskan bahwa tujuan dan manfaat dari kegiatan survei siesmik Pertamina EP adalah memotret potensi bawah bumi yang mengandung cadangan minyak dan gas. Minyak dan gas bumi merupakan energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Saat ini energi minyak dan gas diperkirakan menipis karena sudah cukup lama terekplorasi.
      Keberhasilan kegiatan survei seismik akan menentukan kegiatan apa yang kudu dilakukan berikutnya. Selain itu, hasil dari pemetaan bawah tanah tersebut bisa saja menjadi awal dibuatnya sumur minyak produksi baru. Namun, pencarian cadangan migas ini tidak selalu diikuti dengan suatu penemuan cadangan.
Penolakan
          Pelaksanaan survei siesmik selalu mendapat hambatan. Diantaranya adalah penolakan warga terhadap program pemerintah tersebut. Penolakan warga bukan tanpa alasan. Penolakan didasari pada trauma masa lalu, terkait rusaknya lingkungan pasca survei siesmik dilakukan. Contoh warga  Segeran Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, hingga tulisan ini dibuat tetap menolak siesmik. Sosialisasi, pendekatan yang dilakukan oleh Pertamina EP dan Pemkab Indramayu belum mampu meluluhkan warga yang dulu dikenal sebagai desa produsen buah jeruk terbesar di Indonesia.
          Dalam rangkaian penolakan, sudah diselenggaran audiensi antara warga dan pihak Pertamina  pada bulan April yang lalu difasilitasi oleh DPRD Indramayu. Rapat yang dihadiri oleh Pertamina, Sekda Indramayu,  Komisi D, serta unsur muspida tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua, Hasan Basari.  Audiensi tak menemukan kata sepakat, buntuh. Bahkan audiensi berlangsung memanas. Hanya adu argumentasi yang  tak terelakan.
          Dalam audiensi tersebut, masyarakat Desa Segeran secara tegas menolak kegatan siesmik. Mereka menilai, kegiatan siesmik telah membawa dampak buruk bagi lingkungan terutama terkait dengan kesuburan tanah. Mereka merasa trauma dengan kegiatan siesmik sebelumnya. Pada tahun 1987, menurut keyakinan warga, tanaman jeruk di Segeran mati secara massal setelah dilakukan siesmik oleh Pertamina. Hingga saat ini, tanaman jeruk tak lagi bisa menghasilkan buah seperti masa kejayaannya dua puluh tahun silam.
          Sementara itu, pihak Pertamina bersikukuh bahwa kegiatan siesmik tersebut tidak memberikan dampak yang buruk kepada masyarakat seperti halnya yang pernah dilakukan di luar wilayah Kabupaten Indramayu berdasarkan hasil kajian yang dilakukan.
Solusi
          Dalam pertemuan informal di balai Desa Segeran beberapa hari lalu itu, saya menangkap beberapa point penting. Point-point tersebut dapat dijakdikan (diupayakan) sebagai jalan keluar atau solusii yang bisa disikapi bersama baik oleh Pertamina EP warga maupun warga yang menolak. Pertama, kegitan proyek wajib berdasarkan aturan yang jelas. Tak cukup sekadar rekomendasi dari Bupati atau gubernur sebagai Kepala daerah. Masyarakat berhak mengetahui apa ada rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup? Sehingga mereka meyakini bahwa kegiatan tersebut tak berdampak negatif bagi lingkungan. Apa  rekomendasi dari Kementerian ESDM juga perlu disampaikan ke warga agar mereka memahami urgensi dan tujuan kegiatan tersebut. Masyarakat sekarang sudah cerdas. Mereka tak bisa dibodohi. Mereka butuh penjelasan yang rasional.
          Kedua, kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) harus disampaikan ke masyarakat. AMDAL merupakan upaya penjagaan dalam rencana usaha atau kegiatan agar tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan sekitar. Kajian AMDAL diharapkan mengilangkan kekhawatiran juga trauma masyarakat terhadap program survei siesmik.
          Ketiga, menggunakan alat vibroseis. Tekhnologi terbaru tersebut biasa digunakan di permukiman padat penduduk. Tekhnologi ini tak memunculkan daya ledak hanya menimbulkan getaran. Hal demikian bisa mengurangi rasa waswas bagi mereka yang trauma terhadap survei siesmik. Masyarakt pun bisa mengenal lebih jauh alat tersebut.
          Keempat, menghindari pihak ketiga. Kegiatan proyek seringkali memanfaatkan pihak ketiga. Yakni mereka yang dianggap mampu mengamankan kegiatan proyek.  Padahal,  hal demikian sangat beresiko mengaduh antara masyarakat dan menimbulkan premanisme. Sebab itu, Pertamina EP diminta tak terjebak pada kebiasaan buruk tersebut. Percayakan segalanya kepada pemerintah.
          Akhir kata, survei siesmik pastinya memiliki tujuan. Pertamina EP wajib menjelaskannya pada masyarakat agar tidak terjadi kesalapahaman. Dengan demikian, mereka tak hanya mengenal mudhorat siesmik. Mereka juga mengetahui manfaatnya. Wa Allahu Alam

Penulis adalah Pendidik dan Pemerhati Sosial-Politik, tinggal di Segeran Indramayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar