Rabu, 02 Desember 2015

Lamborghini, Hedonisme, dan Kesenjangan Sosial


          Lamborghini adalah sebuah pembuat mobil di Italia. Perusahaan ini didirikan oleh Ferruccio Lamborghini pada tahun 1963, dengan tujuan untuk menghasilkan mobil grand wisata yang dapat bersaing dengan mobil yang telah ada dipasaran terlebih dahulu seperti Ferrari. Model pertama perusahaan Lamborghini dirilis pada pertengahan tahun 1960, kemudian dicatat untuk perbaikan, kekuasaan, dan kenyamanan. Lamborghini mendapat banyak pujian pada tahun 1966. Setelah beberapa dekade, masa sulit menimpa perusahaan di pertengahan tahun 1970-an, seperti penjualan anjlok karena krisis moneter dunia 1973 dan krisis minyak. Setelah melewati masa kebangkrutan dan tiga kali perubahan kepemilikan, Lamborghini menjadi anak perusahaan dari Chrysler pada tahun 1987. Kurangnya keberhasilan Lamborghini terus berlanjut sampai tahun 1990-an, sampai perusahaan itu dijual pada tahun 1998 kepada Audi , anak perusahaan dari Grup Volkswagen , sebuah Perusahaan otomotif Jerman. Kepemilikan Audi menandai awal dari sebuah periode stabilitas dan peningkatan produktivitas untuk Lamborghini, dengan penjualan meningkat hampir sepuluh kali lipat selama tahun 2000-an, memuncak pada rekor penjualan pada tahun 2007 dan 2008. krisis moneter dunia pada akhir tahun 2000-an berdampak negatif terhadap pembuat mobil mewah di seluruh dunia, dan melihat penjualan Lamborghini turun kembali ke tingkat pra-2006. (https://id.wikipedia.org/wiki/Lamborghini)
          Lamborghini menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat akhir-akhir ini. Kecelakaan maut yang melibatkan mobil super mewah  Lamborghini, di Jalan Manyar Kertoarjo Surabaya, Minggu pagi (29/11) adalah sebabnya. Kecelakaan itu telah menewaskan satu korban jiwa dan tiga korban luka.  Adalah Wiyang Lautner (24 tahun) mengemudikan Lamborghini B 2258 WM  dengan kecepatan tinggi. Di duga, seperti dijelaskan oleh Kanit Laka Polrestabes Surabaya AKP Adhika Ginanjar Widhisana, yang bersangkutan sedang adu balap dengan temanya yang mengendarai mobil Ferrari. Lamborghini B 2258 WM yang dikemudikan oleh Wiyang Lautner menabrak warung susu yang sedang berjualan. Kasus yang sedang ditangani oleh  Kapolrestabes Surabaya itu menetapakan yang bersangkutan menjadi tersangka. Pihak kepolisian sedang mengejar pengendara Ferrari yang melarikan diri saat kejadian.
Hedonisme
          Kasus kecelakaan mobil Lamborghini di Surabaya  menggambarkan kehidupan hedonis sebagian masyarakat kita. Seorang anak muda, di pagi buta, kebut-kebutan di jalan raya dengan mengabaikan banyak hal hanya untuk menggapai kepuasan dan kesenangan hidup. Bagi kaum hedonis, kepuasan dan kesenangan adalah tujuan hidup. Mereka tak pernah memikirkan, mempedulikan hal lain. Bagi mereka kesenangan diri yang  utama.  Walaupun kesenangan itu diraihnya dengan mengabaikan dan merebut  kebahagian orang lain serta merampas hak orang banyak. Balapan di jalan umum jelas bukan tempatnya. Balapan seperti itu telah merampas hak orang lain.
          Andi Sri Suriati Amal M.MSc, mendefinisikan hedonisme  sebagai pandangan yang menjadikan kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Karena tujuannya adalah kepuasan dan kesenangan hidup di dunia, semuanya kemudian diukur dengan kebendaan berupa harta, uang dan semua yang tampak dari luanya saja. Orang yang senang itu menurut mereka adalah yang harta bendanya banyak dan orang yang bahagia itu adalah orang yang senang. (http://www.ummi-online.com/)
          Untuk mengejar kesenangan dan kepuasan diri, kaum hedonis rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Harga mobil  Lamborghini dengan berbagai tipe berkisar 5  sampai 11 milyar. Ini jelas sebuah mobil super mewah.  Pembelian mobil super mewah seperti itu tak mungkin dibeli oleh seseorang bila tidak menganut hedonisme.  Uang miliaran tersebut  sebenarnya bisa dimanfaatkan ke hal lain yang lebih bermanfaat baik bagi dirinya, keluaganya, juga lingkungannya.
Kesenjangan Sosial
          Kemudiab kasus di atas juga menggambarkan kesenjangan sosial yang mencolok di tengah masyarakat. Jurang pemisah antar kelas ekonomi itu terlihat sangat jelas. Masyarakat kelas atas bermobil mewah Lamborghini dengan kelas bawah pedagang susu tercermin dengan sangat nyata dalam kasus kecelakaan maut itu. Mobil-mobil mewah berkebut-kebutan dengan mengabaikan segala hal baik aturan lalu lintas, etika, hak orang lain. Sementara penjual susu di pinggir jalan, mengais rejeki dengan kerja keras di pagi buta itu harus tak berdaya ditabrak mobil mewah.
          Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Fenomena ini terjadi di hampir semua Negara di dunia termasuk Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia sangatlah terlihat, antara si kaya dan si miskin, maupun antara pejabat dan rakyat. Adapun yang menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial ini di antaranya adalah kemisikinan dan kurangnya lapangan pekerjan.
          Sementara itu, kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan merupakan penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat. Banyak orang menganggap bahwa kemiskinan adalah suatu suratan takdir atau mereka mereka miskin karena malas, tidak kreatif, dan tidak punya etos kerja. Kemiskinan telah memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan, bukan hanya kehidupan pribadi mereka yang miskin, tetapi juga bagi orang-orang yang tidak tergolong miskin. Kemiskinan bukan hanya menjadi beban pribadi, tetapi juga menjadi beban dan tanggungjawab masyarakat, negara dan dunia untuk menanggulanginya.
          Singkat kata,  kemewaan berhadapan dengan kemiskinan adalah fenomena yang sering kita saksikan. Jurang pemisah antara keduanya terlihat mengangah. Yang kaya makin kaya, memamerkan kerkayaan. Kemudian yang miskin makin miskin, tak berdaya tertindas oleh sistem ekonomi dan sosial yang ada. Semoga kasus kecelakaan maut mobil mewah Lamborghin vs penjual susu di atas  memberikan kesadaran kepada khalayak, betapa kesenjangan kaya-miskin itu sangat mencolok sekali, nyata terlihat jelas. Dan ini menjadi PR buat kita semua ke depan. Wa Allahu Alam


Tidak ada komentar:

Posting Komentar