Rabu, 30 Desember 2015

Maulid, Natal, dan Semangat Kebersamaan


          Maulid dan natal memiliki arti yang sama, yaitu hari kelahiran. Dalam Wikipedia Eksiklopedia Bebas, Maulid Nabi Muhammad SAW kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: mawlid an-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
          Sedangkan natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari (lihat pula Epifani). Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas. (https://id.wikipedia.org)
          Secara kebetulan pada tahun ini maulid dan natal jatuh pada hari yang hampir bersamaan. Maulid jatuh pada tanggal 24, Natal pada tanggal 25 Desember. Lebih jauh, bila melihat sejarah agama, Islam dan Kristen memilki kedekatan yang sangat khusus. Keduanya merupakan agama samawi, yakni agama yang berasal dari langit yang dibawah oleh para rasul. Dilihat dari sejarah kemanusaian, penganut keduanya berasal dari satu garis keturunan yakni nabi Ibrahim as. Mayoritas muslim (Baca:bangsa Arab) merupakan keturunan dari nabi Ismail as, putra nabi Ibrahim as dengan Siti Hajar. Sementara keturunan nabi Ishak as yang merupakan putra nabi Ibrahim as dengan Sarah mayoritas beragama Kristiani. Mereka dikenal sebagai bangsa Yahudi dan Nasrani.
Kemudian dalam Islam ada yang disebut “Ulul Azmi” yaitu nabi pilihan yang memiliki keteguhan hati yang sangat tinggi dalam menyebarkan agama. Ulul Azmi terdiri dari lima orang. Baik  Isa as, maupun Muhamad SAW adalah nabi Ulul Azmi disamping Ibrahim, Nuh, dan Musa. Dalam Islam pun  diyakini bahwa Isa as akan turun kembali ke bumi bersama Imam Mahdi sebagai juru selamat, menghadirkan keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran di muka bumi pada akhir zaman.
Semangat kebersamaan
          Sangat menarik, ketika Al Quran mengajak bangsa Yahudi dan Nasrani,  "Hai Ahli Kitab, marilah  kepada suatu kalimat  yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak  sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri “. (QS:03:64)
          Ayat di atas dapat dipahami sebagai ajakan menjaga semangat kebersamaan dengan Ahli Kitab karena adanya (banyak) kesamaan dengan mereka. Ahli Kitab  adalah sebutan bagi umat Yahudi dan Nasrani di dalam Al-Qur'an. Dinamakan demikian karena Allah telah mengutus nabi-nabi yang membawa kitab suci yaitu Taurat melalui Nabi Musa dan Injil melalui Nabi Isa. Karenanya, semangat kebersamaan itu harus senantiasa dijaga bersama. Tidak ada alasan bagi kita, sesama penganut agama samawi untuk mengedepankan perbedaan, menciptakan permusuhan, konflik.
          Menurut hemat saya, untuk mengembangkan semangat kebersamaan, ada beberapa point penting yang harus dipahami dan dilakukan bersama, pertama, mengedepankan kesamaan, mengesampingkan perbedaan. Tak bisa dipungkiri, perbedaan memang ada. Tapi perbedaan harus dicarikan titik temu, tidak dipertentangkan secara konfrontatif. Kita semua harus  mendahulukan kesamaan daripada perbedaan-perbedaan yang ada. Kesamaan lebih banyak dibanding perbedaan. Kesamaan pada hal prinsip dan uniiversal yang mustinya lebih diprioritaskan daripada perbedaan pada hal-hal kecil.
          Kedua, mengembangkan dialog, menghindari kekerasan fisik. Dialog harus selalu dilakukan terutama oleh tokoh agama. Teladan dari mereka akan sangat berpengaruh positif pada umat di bawah. Kesejukan yang ditampilkan antara tokoh agama menjadi sprit kebersamaan di akar rumput. Selain itu, menghindari kekerasan pada  setiap penyelesain masalah di lapangan juga menjadi keharusan. Karena kekerasan tidak akan menyelesaikan. Hanya sikap membuka diri, dialog,  musyawarah, saling menghargai dan menghormati yang akan memberikan solusi dan mengantarkan pada titik temu. Sikap tersebut merupakan inti toleransi yang harus dilakukan  oleh umat beragama. Terkait toleransi,  lewat akun Twitter @jokowi, Kamis (24/12),  Presiden Jokowi menulis,  bersikap baik kepada semua orang, bukan hanya dengan yang seiman. Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Ini ungkapan sekaligus ajakan agar kita selalu bersikap toleran terhadap segala perbedaan yang ada.
          Ketiga, membiasakan hidup bersama dalam perbedaan dan kemajemukan. Sebagai umat beragama,  kita diajarkan untuk mengembangkan kerja sama, gotong royong, saling membantu dalam mengatasi setiap permasalahan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Apalagi kita hidup di NKRI yang masyarakatnya mejemuk. Bukankah Bineka Tunggal Ika adalah filosofi hidup kita semua yang harus selalu dijungjung tinggi?
          Walhasil, baik Maulid maupun Natal adalah harinya para pecinta yang menghormati dan memuliakan apa yang dicintainya. Mereka adalah para pecinta kedamaian, kerukunan, dan kebersamaan dalam hidup. Kedekatan hari Maulid dan Natal menjadi momentum tersendiri, yang dirasa istimewa. Kedekatan itu memberi pesan bahwa kita semua adalah bersaudara, sesama umat beragama, sesama manusia yang harus senantiasa menebar cinta, kasih sayang pada yang lain. Maulid dan Natal pada tahun ini seyogyanya mempertebal semangat kebersamaan kita semua, bangsa Indonesia. Akhir kata, saya mengucapkan selamat memperingati Maulid Nabi Muhamad SAW, selamat Natal dan Tahun baru. Semoga kehidupan kita semua ke depan lebih baik. Wa Allahu Alam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar