Jumat, 11 Maret 2016

Memaknai Fenomena Gerhana Matahari


          Besok  (9/3) apa yang menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat akan terjadi. Ya, sebuah peristiwa langkah, gerhana matahari total (GMT). Indonesia menjadi negara satu-satunya yang sebagian besar wilayahnya terlintasi  dan akan merasakan  peristiwa spesial nan menakjubkan itu. Peneliti NASA, Madheelika Gahathakurta menyebutkan peristiwa GMT di Indonesia kali ini menjadi spesial karena  terjadi dalam waktu yang sangat pagi. Waktu di mana matahari baru saja terbit.
          GMT besok akan dirasakan oleh  sebagian besar dataran samudra   Pasifik, meliputi Indonesia, Malaysia, dan negara-negara lainnya di Asia Tenggara.  Benua Australia akan dapat menyaksikan gerhana matahari parsial. Gerhana matahari total dianggap sebagai salah satu fenomena alam paling mengesankan yang terjadi di bumi. Di Timur Samudera Pasifik, gerhana matahari total akan terjadi selama lebih dari 4 menit. Sedangkan, garis kuning menunjukkan daerah dengan gerhana matahari parsial. Kemudian sebagian besar India dan Nepal akan mengalami gerhana matahari parsial. Sementara itu, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Papua Nugini akan dapat menyaksikan lebih dari 50% gerhana parsial. Sedangkan Kombaja, Myanmar, Vietnam danThailand akan melihat sekitar 50% gerhana matahari parsial. Sementara Australia, China, Jepang dan Alaska akan mendapatkan kurang dari 50% gerhana parsial.
Di Indonesia, GMT pernah terjadi sebelumnya, yaitu pada 1983, 1988, dan 1995. Dan besok GMT akan melintasi sebagian wilayah di tanah air yakni Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu,Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat. Selain itu, wilayah lain, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah, serta Maluku Utara. Kemudian GMT, seperti ditegaskan oleh Kepala  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, diperkirakan baru akan terjadi lagi pada 2023 yang akan datang.
          Secara ilmiah gerhana didefiniskann sebagai fenomena astronomi yang terjadi apabila sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana matahari ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan bumi atau bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain. (wikipedia.org)
          Gerhana matahari dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin. Gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu, piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari. Ukuran piringan matahari dan piringan bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak bumi-bulan dan bumi-matahari.
          Sedangkan gerhana sebagian terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan.
            Dan Gerhana cincin terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan bulan lebih kecil dari piringan matahari. Sehingga ketika piringan bulan berada di depan piringan matahari, tidak seluruh piringan matahari akan tertutup oleh piringan bulan. Bagian piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan, berada di sekeliling piringan bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.
Memaknainya
          Sebagai orang beriman, peristiwa seperti gerhana harus dapat  dimaknai secara benar. Kita jangan sampai terjebak pada berbagai mitos seputar fenomena gerhana. Banyak mitos menyesatkan tentang gerhana matahari yang diyakini oleh sebagian masyarakat. Di Palembang ada keyakinan, GMT terjadi karena ada naga dari sungai Musi yang memakan matahari. Masyarakat Palangkaraya meyakini bahwa GMT bisa memutihkan rambut. Karenanya diminta menutup kepala saat gerhana terjadi. Dan masih banyak mitos-mitos lain. Mitos seperti itu tentu harus ditolak. 
          Berikut ini beberapa hal yang harus dipahami dalam memaknai  fenomena gerhana matahhari. Pertama, sebagai fenomena alam biasa sekaligus luar biasa. Biasa karena peristiwa itu sering terjadi juga bisa diprediksi sebelumnya oleh manusia. Luar biasa karena  peristiwa itu di luar putaran kejadian alam yang semustinya. Dalam kondisi normal posisi bulan tidak berada di antara matahari dan bumi. Saat bulan berada di antara matahari dan bumi maka disebut gerhana matahari. Itu di luar kebiasaan, juga sesuatu yang tidak biasa. Dalam Al Quran ditegaskan, dan Matahari berjalan di tempat peredaranya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha megetahuiDan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga  kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua . Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Q.S: 36:38,39,40)
          Kedua, menunjukkan kekuasaan Allah. Alam semesta merupakan tanda terbesar kekuasaan Allah. Keberadaan alam membuktikan keberadaan-Nya. Terlebih saat ada kejadian alam yang keluar dari kebiasan normalnya seperti gerhana. Peristiwa tak biasa itu menunjukkan bagaimana besar  kekuasaan Allah SWT dan betapa kecil  kita, manusia. Kesadaran akan kekuasaan Allah akan mempertebal iman dan takwa.
          Ketiga, peringatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Peristiwa tak biasa seperti gerhana mengingatkan pada hari kiamat. Kiamat merupakan salah satu kejadian alam yang tak biasa yang diawali dengan terbitnya matahari dari barat. Kiamat adalah kehancuran jagad raya karena sistem alam sudah tak berjalan seperti harusnya. Hari kiamat merupakan akhir kehidupan dunia. Dalam hal ini, peristiwa gerhana menjadi peringatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
          Oleh sebab itu, saat terjadinya gerhana kita dianjurkan memperbanyak amal ibadah. Kita dianjurkan memperbanyak dzikir, takbir dan istigfar. Juga diperintahkan untuk memperbanyak sedekah. Kemudian disunahkan mendirikan salat gerhana. Rasulullah SAW bersabda, jika kalian melihat gerhana, maka salatlah. (HR.Bukhori)
          Akhir kata, gerhana matahari merupakan peristiwa alam biasa sekaligus luar biasa. Sebagai umat beriman, kita harus bisa memaknainya dengan benar. Jangan terpengaruh dengan  berbagai mitos yang ada terkait gerhana. Gerhana seyogyanya dapat meningkatkan iman dan takwa dengan memaknainya secara tepat. Gerhana matahari dimaknai sebagai kebersaran kekuasaan Allah, media mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan berbagai amalan yang diperintahkan. Wa Allahu Alam.

         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar